Asal Usul dan Sejarah Kebaya : Simbol Budaya Perempuan Indonesia Menuju Pengakuan Dunia !

Sabtu 30 Nov 2024 - 21:39 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

Dalam keyakinan masyarakat saat itu, kain sakral yang digunakan tidak boleh dijahit karena dianggap melambangkan kesucian.

Namun, seiring masuknya pengaruh agama Islam pada abad ke-15, kebaya mulai mengalami transformasi.

“Kesopanan mulai menjadi aspek penting dalam berpakaian, terutama di kalangan perempuan kelas atas. Mereka ingin tampil elegan tetapi tetap sopan, sehingga kebaya menjadi pilihan utama,” ujar Lenny. 

BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Boneka Labubu : Dari Mitologi Nordik hingga Tren Global Berkat Lisa Blackpink !

BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Jalan Tol Pertama : Peran USAID dan Awal Pembangunan Infrastruktur Modern Indonesia !

Menariknya, perempuan Indo-Eropa atau totok juga mengadopsi kebaya dengan sentuhan khas mereka.

Mereka menciptakan kain-kain dengan motif Eropa seperti bunga atau buketan, yang kemudian dikenal sebagai batik buketan.

Hal ini menunjukkan bagaimana kebaya tidak hanya mencerminkan identitas lokal tetapi juga mampu beradaptasi dengan pengaruh budaya lain.

Indonesia adalah negara dengan keberagaman budaya yang luar biasa. Setiap daerah memiliki pakaian tradisionalnya masing-masing.

Namun, kebaya dipilih sebagai busana nasional karena perannya yang kuat dalam pergerakan nasionalisme Indonesia.

“Pada masa pergerakan nasional, kebaya menjadi simbol persatuan dan identitas bangsa. Pemikiran untuk membentuk negara yang bersatu melahirkan ide tentang satu pakaian nasional, dan kebaya memenuhi kriteria tersebut,” jelas Lenny.

Langkah ini semakin diperkuat dengan perjuangan Tim Nasional Kebaya (Timnas Kebaya) yang berupaya mendaftarkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Ketua Timnas Kebaya, Lana T. Koentjoro, mengungkapkan bahwa inisiatif ini berasal dari komunitas yang kemudian didukung oleh pemerintah melalui surat rekomendasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Agenda utama Timnas Kebaya mencakup beberapa langkah strategis, seperti pengajuan Hari Kebaya Nasional, pendaftaran ke UNESCO, pelestarian kebaya, dan promosi kebaya ke dunia internasional melalui diplomasi budaya.

Pengakuan kebaya oleh UNESCO diharapkan akan diumumkan pada 2 Desember 2024 di Paraguay.

Untuk memperkenalkan kebaya lebih luas, Timnas Kebaya telah mengadakan berbagai kegiatan besar, seperti Parade Kebaya Nusantara di berbagai daerah, termasuk Solo, Kalimantan, dan Sumatera Utara.

Kategori :