“Tekanan angin ban yang tidak sesuai dan alur ban yang aus dapat meningkatkan risiko terjadinya aquaplaning,” kata Yannes.
Aquaplaning adalah kondisi di mana ban kehilangan cengkeraman dengan permukaan jalan karena genangan air.
Yannes menekankan pentingnya memastikan tekanan angin ban sesuai dengan standar pabrikan.
BACA JUGA:Evolusi Suzuki Karimun 2024 : Hybrid dan Pintu Geser, Siap Menggebrak Pasar Otomotif Indonesia !
BACA JUGA:SUV Ganteng Ini Seharga Brio tapi Segagah Rubicon, Kenapa Bisa Begitu ?
Selain itu, alur ban harus memiliki kedalaman minimal 3-4 mm agar dapat memecah air di jalan dengan baik.
Jika alur ban sudah aus, disarankan untuk segera menggantinya.
Visibilitas adalah aspek penting lain yang harus diperhatikan selama musim hujan.
Menurut Yannes, wiper kaca depan dan belakang harus dalam kondisi baik agar dapat menyapu air hujan dengan maksimal.
Cairan pembersih kaca juga perlu diperiksa secara rutin dan diisi penuh.
“Kondisi pencahayaan kendaraan juga tidak kalah penting,” tambah Yannes.
Lampu depan, lampu belakang, dan lampu sein harus dalam keadaan bersih dan berfungsi sempurna untuk meningkatkan visibilitas pengemudi, terutama saat hujan deras di malam hari.
Jika bohlam lampu mulai redup, segera lakukan penggantian untuk memastikan pencahayaan optimal.
Sistem kelistrikan kendaraan sering kali terpengaruh oleh kelembapan tinggi selama musim hujan.
Yannes merekomendasikan pemeriksaan berkala terhadap komponen kelistrikan, seperti aki, kabel, dan konektor.
Masalah pada sistem kelistrikan dapat mengganggu kinerja kendaraan, termasuk sistem pengapian dan perangkat elektronik lainnya.