Adapun pemilih yang belum menentukan pilihannya (swing voter) masih sebesar 7 persen.
“Data ini diperkuat dengan temuan bahwa pasangan Suryanti Ngesti Rahayu-Mat Amin unggul dalam berbagai aspek, termasuk popularitas, akseptabilitas, dan kinerja tim sukses. Mereka juga lebih terlihat dalam sosialisasi melalui alat peraga kampanye seperti spanduk, baliho, dan aktivitas di media sosial, dibandingkan dengan pasangan calon lainnya,” ungkap Hilmin.
Dijelaskannya, alasan utama masyarakat memilih Suryanti Ngesti Rahayu-Mat Amin beragam, tetapi paling banyak didasarkan pada perhatian mereka terhadap rakyat, pengalaman dalam pemerintahan, serta bukti nyata dari hasil kerja yang telah ditunjukkan.
“Masyarakat Prabumulih tampaknya sangat menghargai visi, misi, dan program yang ditawarkan pasangan ini, yang dinilai sejalan dengan kebutuhan dan harapan mereka,” ujarnya.
Hilmin menambahkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan umumnya juga cukup tinggi.
Sebagian besar responden memberikan penilaian baik terhadap kinerja Ridho Yahya, ketika menjabat walikota, dengan tingkat kepuasan mencapai lebih dari 90 persen.
“Ini sejalan dengan keinginan 79 persen masyarakat Prabumulih yang mengharapkan kelanjutan kepemimpinan Ridho Yahya oleh Suryanti Ngesti Rahayu,” imbuhnya.
Ketika ditanya mengenai pengaruh uang dalam pemilihan, Hilmin menyampaikan bahwa hasil survei menunjukkan bahwa 51 persen masyarakat lebih memilih calon berdasarkan visi dan misi program untuk rakyat.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 34 persen yang memilih karena kombinasi visi misi dan uang.
Hanya 9 persen responden yang mengaku akan memilih pasangan calon hanya karena uang, sementara 5 persen menyatakan tidak akan memilih pasangan calon yang memberikan uang, dan 3 persen tidak tahu.
Riset LPI dilakukan dengan metode stratified random sampling, melibatkan 400 responden berusia minimal 17 tahun yang memenuhi syarat sebagai pemilih.
Peneliti lapangan yang terlibat dalam survei ini adalah lulusan sarjana atau mahasiswa, yang telah menjalani pelatihan khusus untuk memastikan kualitas data yang dikumpulkan.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Proses ini diawasi secara ketat, termasuk melalui monitoring telepon dan pengecekan ulang di lapangan untuk memastikan keakuratan data.
Dengan margin of error sekitar 4-5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, hasil survei ini dapat dianggap representatif bagi pemilih di Prabumulih.