Komoditas cabai merah keriting dan cabai rawit merah menunjukkan penurunan harga yang cukup signifikan.
Cabai merah keriting turun 5,10 persen atau Rp1.430 menjadi Rp26.620 per kg, sementara cabai rawit merah turun 3,08 persen atau Rp1.220 menjadi Rp38.360 per kg.
Penurunan harga cabai ini bisa jadi disebabkan oleh melimpahnya pasokan dari petani di berbagai daerah.
Pasokan yang cukup di pasaran dapat menekan harga cabai, sehingga konsumen dapat menikmati harga yang lebih terjangkau dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.
Selain bahan pangan utama, harga beberapa komoditas lain seperti kedelai, gula konsumsi, dan minyak goreng juga terpantau naik.
Harga kedelai biji kering impor naik 0,47 persen atau Rp50 menjadi Rp10.640 per kg, sementara gula konsumsi naik sebesar 0,89 persen atau Rp160 menjadi Rp18.100 per kg.
Minyak goreng kemasan sederhana mengalami kenaikan harga sebesar 1,21 persen atau Rp220 menjadi Rp18.470 per kg.
Namun, minyak goreng curah justru turun 1,07 persen atau Rp180 menjadi Rp16.620 per kg.
Harga minyak goreng yang cenderung fluktuatif ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional.
Komoditas tepung terigu juga mengalami perubahan harga. Harga tepung terigu curah turun sebesar 0,39 persen atau Rp40 menjadi Rp10.090 per kg.
Sementara tepung terigu non-curah turun 0,91 persen atau Rp120 menjadi Rp13.000 per kg.
Penurunan harga tepung terigu ini bisa memberikan dampak positif bagi industri makanan yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku utama, seperti industri roti dan mie.
Harga jagung di tingkat peternak naik sebesar 2,99 persen atau Rp180 menjadi Rp6.200 per kg.
Kenaikan harga jagung ini bisa berdampak pada sektor peternakan, terutama bagi peternak unggas yang menggunakan jagung sebagai pakan ternak.
Selain itu, harga garam halus beryodium juga naik sebesar 0,95 persen atau Rp110 menjadi Rp11.640 per kg.
Kenaikan harga garam ini mungkin disebabkan oleh permintaan pasar yang tinggi atau terbatasnya pasokan garam di beberapa wilayah.