Sirkulasi ini membentuk daerah konfluensi di wilayah Samudra Hindia barat Bengkulu dan Samudra Pasifik timur laut Papua, yang menginduksi pertumbuhan awan hujan di sepanjang area tersebut.
Hal ini dapat meningkatkan potensi hujan lebat dan badai petir di wilayah yang terpapar sirkulasi siklonik tersebut.
3. Konvergensi Angin di Wilayah Indonesia
BMKG juga mencatat adanya konvergensi angin yang memanjang dari wilayah Sumatera Utara hingga ke Aceh, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, hingga Papua bagian tengah.
Konvergensi angin ini merupakan area tempat bertemunya aliran angin dari dua arah yang berbeda, yang memicu pembentukan awan hujan.
Kondisi ini menambah potensi hujan di wilayah-wilayah tersebut, khususnya di kota-kota besar yang terletak di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
4. Kecepatan Angin Permukaan
Angin permukaan di Indonesia saat ini umumnya bertiup dari arah tenggara dan barat laut dengan kecepatan 14 hingga 44 kilometer per jam.
Kecepatan angin ini berpotensi membawa massa udara yang lembap dan dapat meningkatkan curah hujan di daerah-daerah yang dilewatinya, terutama di wilayah pesisir yang menjadi jalur utama aliran angin.
Selain curah hujan yang tinggi, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir rob yang bisa terjadi pada 5 November 2024.
Daerah-daerah pesisir yang berpotensi mengalami banjir rob meliputi:
Pesisir Bandar Lampung
Pesisir Banten
Pesisir Utara Jakarta
Pesisir Surabaya (Pelabuhan dan Surabaya Barat)
Pesisir Balikpapan (bagian barat dan timur)