OGANILIR, KORANPALPOS.COM - Meskipun petani cabai merah di Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara, sudah menggunakan mulsa untuk menanam cabai, gulma dan rumput liar tetap menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Gulma masih bisa tumbuh di sela-sela lubang mulsa serta di area tanah antar gulutan yang tidak tertutup mulsa, sehingga penyiangan secara berkala sangat diperlukan.
Sofyan, salah seorang petani cabai merah setempat, menjelaskan bahwa dirinya rutin melakukan penyiangan di kebun yang dia kelola. Rumput gulma dipangkas secara bertahap setiap hari untuk mencegah pertumbuhan yang cepat dan rimbun, yang bisa mengganggu tanaman cabai.
“Penyiangan ini jadi kegiatan rutin kita. Karena gulma masih banyak tumbuh subur di parit antar bedengan. Jika tidak disiang, akan cepat rimbun dan bisa menutupi tanaman cabai,” ujarnya.
BACA JUGA:Petani Cabai Ogan Ilir Menjerit : Harga Anjlok, Panen Gagal, Obat-Obatan Melambung !
BACA JUGA:Realisasi Pajak Tembus 84,66 Persen : UPTB Samsat Prabumulih Optimis Capai Target !
Penyiangan yang dilakukan secara benar sangat penting karena gulma dapat berpengaruh pada produksi cabai. Selain itu, tenaga kerja, waktu, dan biaya yang dikeluarkan juga cukup besar.
“Gulma ini bisa tumbuh subur di sela bedengan karena sebagian pupuk yang diberikan ke tanaman cabai terbuang ke parit akibat penyiraman. Gulma tersebut dapat mengambil pupuk, air, dan sinar matahari yang seharusnya untuk cabai, sehingga memengaruhi produksinya. Selain itu, gulma juga bisa jadi sumber penyakit bagi tanaman atau menjadi inang hama,” tambah Sofyan.
Menurut Sofyan, penyiangan dapat dilakukan setiap tiga minggu sekali. Namun, jika lahan cukup luas, penyiangan dilakukan secara bertahap setiap hari dengan cara berkeliling memeriksa bedengan.
“Kita keliling bedengan, kalau ada gulma langsung disiang, jadi tidak sempat rimbun,” ujarnya. Cara ini dinilai cukup efektif untuk menghemat biaya pemeliharaan.
BACA JUGA:Realisasi Pajak Tembus 84,66 Persen : UPTB Samsat Prabumulih Optimis Capai Target !
BACA JUGA:Syarat Adminitrasi Pembayaran Pajak Jadi Sorotan: Begini Penjelasan Samsat Lubuklinggau
Penggunaan herbisida seperti Basta 150 WSC dengan konsentrasi 5 ml/liter juga bisa menjadi alternatif untuk mengendalikan gulma. Namun, Sofyan menyarankan agar penyemprotan dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan corong agar herbisida tidak mengenai tanaman cabai.
Penggunaan herbisida dianggap sebagai cara instan, tetapi harus dilakukan dengan benar untuk menghindari kerusakan tanaman cabai.
Sofyan mengakui bahwa penyiangan manual dengan cangkul lebih menyehatkan tanaman karena tidak melibatkan bahan kimia.