Di sisi lain, peningkatan produksi emas dari tambang-tambang di seluruh dunia dapat menekan harga.
4. Kondisi Geopolitik dan Ketidakpastian Global
Ketika terjadi ketidakpastian global, seperti konflik internasional atau krisis keuangan, emas sering kali dianggap sebagai "safe haven" atau aset aman.
Investor cenderung membeli emas ketika kondisi ekonomi atau politik tidak stabil, yang membuat harga emas cenderung naik dalam situasi seperti itu.
5. Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar mata uang, terutama dolar Amerika Serikat (USD), memiliki korelasi terbalik dengan harga emas.
Ketika nilai dolar melemah, harga emas cenderung naik karena emas dihargai dalam USD, sehingga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas, emas tetap menjadi salah satu pilihan investasi yang populer di Indonesia.
Emas dianggap sebagai salah satu instrumen yang stabil dalam jangka panjang, terutama sebagai pelindung nilai dari inflasi.
Selain itu, emas juga memiliki likuiditas tinggi, yang berarti dapat dengan mudah diperjualbelikan.
Banyak investor yang memilih untuk membeli emas batangan sebagai bentuk diversifikasi portofolio.
Investasi emas tidak hanya terbatas pada emas batangan fisik, tetapi juga dapat dilakukan melalui produk-produk keuangan seperti tabungan emas, reksa dana emas, hingga kontrak berjangka emas di bursa komoditas.
Harga emas Antam pada Kamis, 24 Oktober 2024, mengalami penurunan sebesar Rp6.000 menjadi Rp1.515.000 per gram.
Meskipun demikian, emas tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi banyak orang karena sifatnya yang stabil dan tahan terhadap inflasi.
Dengan potongan pajak yang diterapkan baik dalam transaksi jual beli maupun buyback, penting bagi konsumen untuk memahami aturan perpajakan yang berlaku agar dapat bertransaksi dengan lebih bijak.
Sebagai salah satu komoditas yang nilainya selalu diperhatikan, emas akan terus menjadi pilihan utama di pasar investasi, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak menentu.