Elen menambahkan bahwa sudah ada beberapa desa di Indonesia yang berhasil mencapai status mandiri.
BACA JUGA:Pj. Gubernur Sumsel Apresiasi Capaian Prestasi Kabupaten OKI
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG 12 Oktober 2024 : Mayoritas Wilayah Alami Hujan Ringan hingga Sedang !
“Kita di Sumatera Selatan akan menerapkan pendekatan yang sama. Untuk menjadi desa mandiri, sebuah desa harus memiliki kemandirian fiskal dan mampu menentukan masa depannya sendiri tanpa tergantung pada pemerintah pusat,” tambah Elen.
Penerapan LMS diharapkan dapat mempercepat proses transformasi desa menuju desa mandiri.
LMS memungkinkan pemerintahan desa untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam berbagai aspek tata kelola, mulai dari administrasi, keuangan, hingga pelayanan publik.
Sistem belajar berbasis digital ini dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, memberikan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan oleh para pamong desa.
“Melalui LMS, para perangkat desa akan memiliki akses langsung ke pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka kepada masyarakat,” ujar Elen.
Elen Setiadi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi tantangan yang dihadapi desa-desa di Indonesia, terutama dalam konteks keberlanjutan LMS dan penyediaan infrastruktur digital.
Menurutnya, sinergi antara kementerian terkait dan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan program-program pembangunan desa berjalan lancar dan efektif.
“Kita membutuhkan kolaborasi yang erat antara Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta pemerintah daerah dalam menangani masalah yang dihadapi oleh desa, khususnya desa yang masih mengalami kesenjangan digital,” kata Elen.
Salah satu tantangan besar yang dibahas dalam Rakornas adalah banyaknya desa yang masih tergolong blank spot, atau wilayah yang belum memiliki akses internet yang memadai.
Kesenjangan digital ini menjadi hambatan utama dalam penerapan LMS Pamong Desa, karena tanpa akses internet yang baik, program-program pelatihan dan peningkatan kapasitas yang berbasis digital sulit diterapkan secara optimal.
“Meskipun LMS sudah dirancang dengan baik, kita harus ingat bahwa tidak semua desa memiliki akses yang sama terhadap teknologi ini. Untuk itu, tugas kita sebagai pemerintah adalah memastikan bahwa infrastruktur digital di desa-desa, terutama yang blank spot, segera diperbaiki,” tambah Elen.
Keberlanjutan LMS Pamong Desa tahun 2024 diharapkan dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi pengembangan desa-desa di Indonesia.
Namun, Elen Setiadi menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus diatasi, terutama terkait infrastruktur digital dan kesiapan SDM di tingkat desa.