Ketika ketidakpastian ekonomi global meningkat, seperti saat terjadi perang atau resesi, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset safe haven, yang pada gilirannya mendorong kenaikan harga emas.
Selain faktor global, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga memiliki dampak langsung pada harga emas di Indonesia.
Karena emas diperdagangkan dalam dolar di pasar internasional, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa menyebabkan harga emas dalam rupiah mengalami perubahan.
Jika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar, harga emas dalam rupiah akan naik, meskipun harga emas internasional tetap stabil.
Di sisi lain, permintaan dan penawaran emas di dalam negeri juga turut mempengaruhi harga emas batangan di Indonesia.
Ketika permintaan emas dari masyarakat meningkat, seperti pada saat perayaan hari raya atau adanya kebijakan investasi tertentu, harga emas cenderung naik.
Sebaliknya, ketika penawaran emas di pasar lebih banyak daripada permintaannya, harga emas bisa turun.
Emas telah lama dianggap sebagai salah satu instrumen investasi yang aman dan stabil.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, banyak orang yang memilih untuk mengalihkan sebagian aset mereka ke emas.
Salah satu alasan utama adalah karena emas memiliki nilai yang relatif stabil dan tidak terpengaruh langsung oleh inflasi atau kebijakan moneter negara tertentu.
Bagi banyak investor, emas juga dianggap sebagai perlindungan terhadap risiko nilai tukar dan inflasi.
Ketika inflasi tinggi dan nilai mata uang menurun, emas cenderung mempertahankan nilainya atau bahkan meningkat.
Oleh karena itu, emas sering kali dilihat sebagai aset yang dapat melindungi kekayaan dari depresiasi nilai mata uang.
Namun, seperti instrumen investasi lainnya, harga emas juga bisa berfluktuasi.
Oleh karena itu, investor yang berminat untuk berinvestasi emas perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual emas.
Serta mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti pajak dan biaya penyimpanan emas.