"Dark roast karena proses roastingnya udah banyak komponen kafein yang larut dalam proses roasting, jadi kandungan kafein dark roast itu jauh lebih rendah daripada light roast," jelas Andri.
Kopi dark roast juga memiliki rasa yang lebih lembut dan tidak sekuat kopi light roast dalam hal keasaman dan kafein.
Karena itu, bagi penderita GERD, memilih kopi dark roast bisa menjadi alternatif yang lebih aman dan nyaman untuk dinikmati tanpa harus khawatir akan meningkatnya gejala.
Bagi penderita GERD, mengenali tanda-tanda bahwa kondisi mereka diperburuk oleh konsumsi kopi sangatlah penting.
Beberapa gejala GERD yang dapat diperparah oleh kopi antara lain:
1. Heartburn atau sensasi terbakar di dada
2. Rasa asam atau pahit di mulut akibat naiknya asam lambung
3. Rasa mual atau muntah
4. Kembung atau perut terasa penuh
5. Nyeri di bagian atas perut atau dada
Jika gejala-gejala tersebut muncul setelah mengonsumsi kopi, penting untuk segera mengurangi asupan kopi atau mencoba kiat-kiat yang telah disebutkan oleh Andri, seperti memilih kopi Arabika, menghindari penambahan susu dan gula, serta memilih dark roast.
Selain pemilihan jenis kopi dan teknik sangrai, cara penyajian kopi juga berperan penting dalam mengurangi risiko memperburuk GERD.
Beberapa penderita GERD menemukan bahwa kopi panas cenderung lebih cepat memicu gejala dibandingkan dengan kopi dingin.
Kopi dingin, atau cold brew, biasanya memiliki kadar keasaman yang lebih rendah karena metode ekstraksi yang dilakukan pada suhu rendah.
Proses cold brew yang memakan waktu lebih lama - biasanya antara 12 hingga 24 jam - membuat kopi menjadi lebih lembut dan ringan di lambung.
Namun, meski kopi dingin lebih aman untuk lambung, penderita GERD tetap harus berhati-hati dalam meminum kopi secara berlebihan.