KAYUAGUNG - Desa Sugihwaras, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, menjadi saksi bisu dari keberadaan sebuah keajaiban arsitektur yang memikat hati setiap pengunjungnya.
Yaitu Rumah Limas 100 Tiang Pangeran Rejed.
Sebuah warisan budaya dan sejarah yang tak ternilai.
Rumah ini menggambarkan keindahan seni arsitektur tradisional Indonesia.
BACA JUGA:Sungai Babatan OKI, Destinasi yang Menyenangkan Bagi Pelancong untuk Menghabiskan Waktu
BACA JUGA:Rekomendasi Tren Tempat Wisata Terbaik Indoneisa 2024, Kamu Pasti Terpesona!
Sejarah panjang Rumah Limas 100 Tiang ini dimulai pada tahun 1811, ketika Pangeran Rejed Wiralaksana dari Suku Rambang merantau ke Komering.
Pangeran Rejed meminangkan putranya, Depati Malian, dengan Siti Asiyah dari Suku Kayuagung.
Pangeran Ismail, ayah dari Siti Asiyah, mengajukan syarat agar anaknya dibangunkan rumah besar bertiang 100 yang terbuat dari kayu unglen dan kayu serumpun, diukir dengan motif 3 dimensi dan lukisan.
Pangeran Rejed melibatkan arsitek dari Cina dan Arab dalam pembangunan rumah ini. Namun, proses pembangunannya tidak berjalan mulus.
BACA JUGA:Yok Liburan Akhir Tahun ke Palembang ! Ini Dia 5 Rekomendasi Hotel Terbaik dengan Fasilitas Lengkap
BACA JUGA:Libur Nataru ! Yuk ke Museum Balaputra Dewa, Biar Tahu Sejarah Palembang
Berganti-ganti arsitek dan ahli, pembangunan rumah ini memakan waktu sepuluh tahun, dan akhirnya selesai pada tahun 1811.
Rumah Limas 100 Tiang Pangeran Rejed menjadi megah dengan ornamen yang kaya motif Arab, Cina, dan Melayu.
Rumah Limas ini memiliki tiga bagian utama: bagian depan, tengah, dan belakang.