KORANPALPOS.COM – Grip musik dancedhut Duo Anggrek kembali meramaikan industri musik Indonesia dengan merilis album terbaru mereka yang bertajuk "Mekar."
Album ini resmi diluncurkan pada 20 September 2024 di bawah naungan label Nagaswara, menjadi penanda kebangkitan karier mereka setelah delapan tahun sejak perilisan album pertama mereka, "Cikini Gondangdia," pada tahun 2015.
Dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta pada Selasa (24/9), Duo Anggrek menjelaskan bahwa judul album "Mekar" dipilih sebagai simbol perjalanan mereka yang penuh dengan pembaruan, pertumbuhan, dan kebangkitan.
Nama ini mencerminkan bagaimana karier mereka terus berkembang seiring berjalannya waktu, layaknya bunga yang terus mekar dan menunjukkan keindahannya di setiap musim.
BACA JUGA:Perampasan Hak Asuh Anak Oleh Mantan Suami : Termasuk Kekerasan Terhadap Perempuan !
BACA JUGA:Bikin Bangga Indonesia : 366 Helai Batik Jadi Koleksi Museum Antropologi Terbesar di Austria !
"Mekar" bukan hanya sekadar judul, tetapi sebuah filosofi yang menggambarkan bagaimana Duo Anggrek mampu bertahan dan terus relevan di tengah perkembangan industri musik yang sangat dinamis.
Dengan album ini, mereka ingin menunjukkan kepada para penggemarnya bahwa mereka siap untuk menghadapi tantangan baru dan terus berinovasi dalam setiap karya yang mereka hasilkan.
Album "Mekar" berisi tujuh lagu yang tetap mempertahankan ciri khas dancedhut, genre yang telah melekat pada identitas Duo Anggrek sejak awal kemunculannya.
Salah satu lagu andalan dari album ini adalah "Amadiketu" (Aku Sama Dia Dekat Tapi Takkan Bisa Bersatu).
BACA JUGA:Sumsel Siaga Bencana Alam Jelang Musim Hujan !
Lagu ini bercerita tentang situasi yang sering dihadapi oleh generasi muda, terutama Gen Z, di mana mereka menjalin hubungan yang dekat namun sulit bersatu karena berbagai halangan.
Devay, salah satu personel Duo Anggrek, mengungkapkan bahwa lirik "Amadiketu" sangat relevan dengan kehidupan cinta masa kini.
"Liriknya mungkin seperti related dengan kondisi yang sering terjadi saat ini, terutama di kalangan generasi Z. Mereka menjalin hubungan yang dekat dengan pasangannya, tapi pada kenyataannya mereka sulit bersatu karena satu dan lain hal," jelas Devay.