Gula merupakan salah satu komoditas yang sering kali mengalami fluktuasi harga, terutama saat permintaan tinggi, seperti menjelang bulan puasa dan Lebaran.
Di sisi lain, harga tepung terigu kemasan berada di Rp13.460 per kilogram, sedangkan tepung terigu curah lebih murah, yakni Rp10.310 per kilogram.
Kenaikan harga gula dan tepung terigu ini bisa berdampak pada industri makanan dan minuman, yang menggunakan bahan-bahan tersebut sebagai bahan baku utama.
Konsumen juga akan merasakan dampaknya, terutama dalam harga produk makanan olahan yang dijual di pasaran.
Selain produk bumbu dapur dan daging ayam, komoditas ikan juga mengalami kenaikan harga.
Harga ikan tongkol naik menjadi Rp35.430 per kilogram, ikan bandeng Rp33.000 per kilogram, dan ikan kembung Rp40.360 per kilogram.
Ikan merupakan sumber protein hewani yang juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, terutama di daerah pesisir.
Kenaikan harga ikan ini dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan.
Namun, berbeda dengan komoditas pangan lainnya, harga daging sapi justru mengalami penurunan.
Pada Senin pagi, harga rata-rata daging sapi murni turun menjadi Rp129.800 per kilogram.
Penurunan harga daging sapi ini bisa disebabkan oleh penurunan permintaan di pasar, atau adanya peningkatan suplai dari peternak lokal.
Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan ini tentu membawa dampak langsung pada konsumen.
Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, kenaikan harga pangan dapat mengurangi daya beli dan menambah beban pengeluaran harian.
Banyak dari mereka yang harus menyesuaikan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Di sisi lain, bagi pelaku usaha di sektor kuliner, kenaikan harga bahan baku seperti bawang, cabai, dan daging dapat mempengaruhi biaya produksi, yang pada akhirnya berdampak pada harga jual produk makanan mereka.
Beberapa pelaku usaha mungkin akan menaikkan harga jual, sementara yang lain mungkin harus mengurangi margin keuntungan demi menjaga daya saing di pasar.