Menurut legenda, ibu Puyang Raje adalah saudara dari istri Raden Wijaya, yang membuatnya memiliki ikatan kuat dengan sejarah besar kerajaan tersebut.
Kisah ini memperkaya identitas Puyang Raje sebagai tokoh penting dalam sejarah lokal dan sebagai bagian dari jejak pengaruh Majapahit di Sumatera Selatan.
Ziarah ke makam Puyang Raje tidak hanya dilakukan oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh peziarah dari daerah lain, seperti Lubuk Linggau, Bengkulu, bahkan Jakarta.
Ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Puyang Raje dalam kehidupan spiritual masyarakat PALI dan sekitarnya.
4. Puyang Bungur
Puyang Bungur adalah tokoh leluhur lain yang juga dihormati oleh masyarakat PALI.
Makamnya terletak tidak jauh dari makam Puyang Raje, dan masyarakat meyakini bahwa kedua Puyang ini memiliki hubungan erat, baik secara genealogis maupun spiritual.
Sebelum berziarah ke makam Puyang Bungur, peziarah biasanya disarankan untuk terlebih dahulu mengunjungi makam Puyang Raje.
Hal ini dianggap sebagai salah satu bentuk penghormatan, dan diyakini bahwa mereka yang tidak mengikuti aturan ini akan tersesat dan tidak dapat menemukan makam Puyang Bungur.
Menurut cerita lokal, Puyang Bungur memiliki hubungan dengan situs sejarah Candi Bumi Ayu yang terletak di Kecamatan Tanah Abang, PALI.
Candi Bumi Ayu adalah situs peninggalan Hindu-Buddha yang diperkirakan berasal dari masa Majapahit, dan keberadaan Puyang Bungur sering dikaitkan dengan pengaruh budaya Hindu-Buddha di wilayah tersebut.
Kisah hidup Puyang Bungur yang penuh misteri dan kesaktian menambah kekayaan cerita rakyat PALI.
Sebagaimana Puyang lainnya, Puyang Bungur dipercaya memiliki kemampuan untuk berpindah tempat dengan cepat, dan kadang-kadang menampakkan dirinya dalam bentuk harimau kumbang.
Fenomena ini dianggap sebagai tanda adanya peristiwa penting atau sebagai peringatan atas tindakan yang tidak sopan di sekitar makamnya.
Tradisi ziarah ke makam para Puyang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata religi.
Dengan keterlibatan pemerintah dalam penataan dan pelestarian makam-makam leluhur, Kabupaten PALI dapat menarik lebih banyak wisatawan yang tertarik pada nilai-nilai spiritual dan budaya.