Salah satu kisah legendaris yang terkait dengan Puyang Serampuh adalah saat ia berhasil melepaskan bambu berduri dari kepala seekor raja buaya.
Dalam perjanjian tersebut, Puyang Serampuh mewajibkan bahwa keturunan manusia dan buaya tidak boleh saling mengganggu.
Hingga kini, legenda ini masih hidup dalam masyarakat PALI sebagai simbol keharmonisan dengan alam dan sesama makhluk hidup.
Desa Betung Abab merupakan tempat di mana Puyang Serampuh pertama kali menetap.
Di dusun tersebut juga terdapat Masjid Al-Muttaqin, yang menjadi simbol peninggalan spiritual dari Puyang Serampuh.
Selain makamnya, keberadaan masjid ini merupakan salah satu bukti sejarah dan peran Puyang Serampuh dalam menyebarkan Islam di wilayah tersebut.
Selain itu, kisah Puyang Serampuh juga menonjol karena ia memiliki lima anak yang masing-masing memiliki peran penting dalam masyarakat.
Anak-anaknya diberi tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka, yang kemudian membantu membangun desa Betung Abab menjadi sebuah komunitas yang mandiri dan kuat.
3. Puyang Raje
Makam Puyang Raje terletak di Talang Puyang, Kelurahan Talang Ubi Barat, Kecamatan Talang Ubi.
Lokasi makam ini berada di atas bukit yang indah, lengkap dengan patung harimau sebagai penjaga.
Patung harimau ini dipercaya sebagai simbol kekuatan dan perlindungan yang diberikan oleh Puyang Raje kepada masyarakat.
Berdasarkan cerita yang diwariskan secara turun-temurun, Puyang Raje diyakini telah tinggal di kawasan tersebut sejak sekitar tahun 1523 Masehi.
Ia adalah keturunan dari Kerajaan Majapahit yang melarikan diri dari peperangan dan mencari perlindungan di pesisir Sungai Penukal.
Puyang Raje kemudian menetap di Talang Ubi Barat bersama keluarganya.
Masyarakat setempat meyakini bahwa Puyang Raje memiliki hubungan darah dengan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.