Anomali Kabupaten Banyuasin : Penopang Beras Nasional dan Angka Stunting Tertinggi di Sumatera Selatan !

Sabtu 07 Sep 2024 - 10:48 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

4. Kabupaten Ogan Ilir: 109 balita

5. Kabupaten Musi Rawas: 97 balita

6. Kabupaten Musi Banyuasin: 90 balita

BACA JUGA:5 Kabupaten Raksasa di Sumatera Selatan 2024 : Juaranya Bukan Banyuasin Apalagi OKU Timur !

BACA JUGA:5 Kabupaten yang Memiliki Hutan Lindung Paling Luas di Sumatera Selatan : Menjaga Warisan Alam !

Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan belajar.

Selain itu, menyebabkan rendahnya produktivitas saat dewasa, serta risiko lebih besar terkena penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi.

Oleh karena itu, penurunan angka stunting menjadi prioritas yang harus dicapai demi generasi masa depan Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.

Kabupaten Banyuasin sendiri memiliki sejarah dan latar belakang yang kaya, penuh dengan nilai-nilai budaya, serta potensi besar dalam mendukung pembangunan nasional. 

Wilayah ini terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Musi Banyuasin, yang merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan pengelolaan wilayah dan sumber daya alamnya.

Banyuasin terkenal dengan lahan basahnya yang luas, mencakup dataran rendah, rawa lebak, dan lahan gambut, yang menjadi ciri khas utama dari kondisi geografis wilayah ini.

Nama Kabupaten Banyuasin diambil dari Sungai Banyuasin yang mengalir melalui wilayah tersebut dan Kabupaten Musi Banyuasin. 

Nama Banyuasin sendiri berasal dari bahasa Melayu Palembang, yang mengadopsi istilah dari bahasa Jawa, yaitu banyu yang berarti air dan asin yang merujuk pada air sungai yang terasa asin di beberapa bagian, terutama yang lebih dekat ke pantai.

Sejarah Banyuasin dimulai jauh sebelum pemekaran administratif, dengan penduduk asli Melayu Pesisir yang menduduki wilayah tersebut selama ratusan tahun. 

Penduduk awal ini terlibat dalam berbagai aktivitas seperti pertanian dan perikanan, yang seiring waktu berkembang pesat berkat sumber daya alam yang melimpah di daerah itu.

Setelah Indonesia merdeka, para tokoh lokal berjuang keras untuk memastikan agar Banyuasin memperoleh perhatian dalam konteks pembangunan nasional, sebuah usaha yang akhirnya membuahkan hasil dengan status pemekaran sebagai kabupaten.

Kategori :