Ditpolairud Buat Klinik Terapung untuk Warga di Perairan Banyuasin
Penandatanganan untuk komitmen dukungan klinik terapung Ditpolairud Polda Sumsel di Palembang, Rabu (13/11/2024)-Foto: ANTARA-
PALEMBANG, KORANPALPOS.COM - Ditpolairud Polda Sumatera Selatan membuat klinik terapung yang memberikan layanan kesehatan untuk warga di wilayah perairan Kabupaten Banyuasin.
Direktur Polairud Polda Sumsel Brigjen Pol Andreas Kusmaedi di Palembang, Rabu, mengatakan bahwa proyek inovasi tersebut merupakan inisiatif dari personelnya yakni AKBP Tito, yang kini sedang melaksanakan pendidikan PKN tingkat II.
Ia menyebutkan klinik terapung mampu memberikan kesehatan layanan masyarakat yang lebih komprehensif dan mampu mengatasi hambatan dan juga menjadi strategi menguatkan layanan kesehatan.
"Klinik terapung ini beroperasi menggunakan sebuah kapal milik Polda Sumsel yang memberikan layanan kesehatan pemeriksaan dan obat- obatan," katanya.
BACA JUGA:Upaya UMKM Kepri Menembus Pasar Ekspor
BACA JUGA:Potensi Teh Putih untuk Menjadi Ikon Teh Indonesia
Ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut juga menjadi sarana untuk menguatkan dan meningkatkan kerja sama antara Dinas Kesehatan dengan Ditpolairud Polda Sumsel.
Sebelumnya, Ditpolairud Polda Sumsel dalam melayani kesehatan warga di perairan hanya menyediakan kapal sebagai ambulans untuk menjadi sarana transportasi saja.
Namun dengan adanya klinik terapung ini diharapkan dapat meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat Banyuasin yang sebesar 70 persen wilayahnya merupakan perairan.
"Klinik terapung ini akan beroperasi di wilayah perairan Kabupaten Banyuasin untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga," katanya.
BACA JUGA:Prabowo Terima Kunjungan Kenegaraan PM Singapura di Istana Merdeka
BACA JUGA:Peparnas 2024, Parade Puncak Event Olahraga Era Presiden Joko Widodo
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Trisnawarman mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada AKBP Tito yang sedang menempuh pendidikan PKN tingkat II.
"Bantuan klinik terapung dari Polda Sumsel itu akan membantu warga. Misalnya, untuk mengakses layanan kesehatan di daerah Sungsang memerlukan waktu tiga jam," ujarnya.