Kota Sibolga juga dikenal sebagai Negeri Berbilang Kaum, julukan yang mencerminkan keberagaman etnis dan budaya di kota ini.
Sejak dulu, Sibolga telah menjadi tempat tinggal bagi berbagai kelompok etnis, termasuk suku Batak, Minangkabau, Nias, Jawa, dan Tionghoa.
Keberagaman ini menciptakan harmoni sosial yang kuat dan mempengaruhi adat istiadat serta tradisi yang berkembang di kota ini.
Selain sebagai pusat perikanan, keberagaman etnis di Sibolga juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari bahasa yang digunakan hingga berbagai upacara adat yang masih dilestarikan.
Kota Sibolga memiliki warisan adat dan tradisi yang kaya, yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah satu tradisi yang paling dikenal adalah Adat Sumando, sebuah upacara pernikahan tradisional yang melibatkan serangkaian tahapan mulai dari Marisik hingga Tapanggi.
Dalam prosesi ini, pengantin pria akan diarak dengan iringan tarian tradisional, termasuk tari Dampeng, diiringi sambutan gelombang duo baleh.
Adat Sumando menjadi simbol keagungan pernikahan di Sibolga dan melambangkan persatuan antara dua keluarga.
Tradisi lain yang terkenal di Sibolga adalah Mandi Balimo Limo, sebuah ritual pembersihan diri yang dilakukan sebelum bulan Ramadan.
Masyarakat biasanya mandi di sungai sambil membawa bekal dan air limau yang dicampur dengan daun pandan wangi.
Tradisi ini mencerminkan kebersihan fisik dan spiritual menjelang bulan suci.
Selain itu, ada juga tradisi Malopeh yang dilakukan pada akhir bulan Ramadan.
Dalam tradisi ini, masyarakat membeli daging untuk dimasak sehari sebelum hari Lebaran, sebagai persiapan menyambut Hari Raya.