Namun, lagi-lagi ketatnya pertahanan Korea Selatan membuat usaha tersebut sulit membuahkan hasil.
Indonesia mendapatkan peluang bagus melalui Muhammad Buffon yang memanfaatkan umpan dari sisi sayap, namun sayang tembakannya melebar di samping gawang.
Peluang lain datang dari Riski Afrizal yang berhasil menembak dari luar kotak penalti, namun tendangannya masih bisa dihalau oleh pemain belakang Korea Selatan, hanya menghasilkan tendangan sudut.
Sementara itu, Korea Selatan tetap menunjukkan permainan agresif dan beberapa kali mengancam gawang Indonesia.
Pada satu momen, Ikram Al Gifari melakukan aksi berani dengan keluar dari sarangnya untuk menghalau bola, namun gagal.
Beruntung, Dony Tri Pamungkas dengan cepat menyapu bola tepat sebelum pemain Korea Selatan menembak ke gawang yang sudah kosong.
Pada pertandingan ini, Timnas Indonesia U-20 sebenarnya memiliki ambisi besar untuk setidaknya mengimbangi permainan Korea Selatan, namun mereka tidak mampu mengatasi tekanan dari tuan rumah yang bermain dengan tempo tinggi dan disiplin.
Taktik Indra Sjafri yang mencoba menerapkan permainan menyerang sejak awal justru menjadi bumerang, karena lini belakang sering kali tertinggal saat Korea Selatan melancarkan serangan balik cepat.
Masalah utama yang dihadapi Indonesia dalam pertandingan ini adalah kesulitan dalam menyelesaikan serangan.
Umpan-umpan dari lini tengah sering kali gagal mencapai pemain depan, yang membuat serangan Indonesia tidak efektif.
Di sisi lain, pertahanan Indonesia juga terlihat rapuh, terutama dalam mengantisipasi bola-bola mati, yang terbukti dari dua gol Korea Selatan yang lahir dari skema tendangan sudut.
Kekalahan ini tentu menjadi evaluasi besar bagi Indra Sjafri dan jajarannya.
Dengan turnamen Seoul Earth on Us Cup 2024 ini, pelatih dan tim harus melihat kembali strategi yang digunakan, terutama dalam menghadapi tim-tim dengan intensitas tinggi seperti Korea Selatan.
Selain itu, peningkatan komunikasi dan koordinasi antar pemain di lini belakang juga menjadi prioritas, mengingat mudahnya lawan menciptakan peluang melalui bola-bola mati.
Usai pertandingan, pelatih Indra Sjafri mengakui bahwa timnya masih perlu banyak belajar dan berbenah, terutama dalam menghadapi tim-tim kuat seperti Korea Selatan.
"Kami perlu meningkatkan banyak aspek, terutama dalam hal konsentrasi dan cara mengatasi tekanan lawan. Pertandingan ini menjadi pelajaran berharga bagi kami," ujar Indra Sjafri dalam konferensi pers pasca pertandingan.