OGANILIR, PALPOS.ID - Isu tak sedap datang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Senai Indralaya.
Isu itu berkaitan dengan dugaan mallpraktek pelayanan cuci darah atau Hemodialisa (HD) yang menyebabkan tiga pasien meninggal dunia.
Dari informasi yang beredar, dugaan mallpraktek itu berawal dari adanya pergantian peralatan cuci darah yang baru.
Setelah adanya peristiwa meninggalnya tiga pasien tersebut pelayanan cuci darah di RSUD Indralaya pun kemudian di hentikan. Adapun pasien dialihkan ke RS Arroyan Indralaya.
BACA JUGA:Pimpin Apel Pagi, Pj Bupati Muba Ingatkan Disiplin Jam Kerja
BACA JUGA:Novan Wijaya Terima SK Mappilu, Siap Kawal Pilkada OKI 2024
Penghentian praktek cuci darah itu diketahui sejak November 2023 lalu. Adapun pasien dikabarkan berasal dari Tanjung Raja, Rambang Kuang, Tanjung Batu.
Sementara pihak keluarga sejauh ini tampak tak mempermasalahkan perihal peristiwa tersebut.
Direktur RSUD Tanjung Senai Indralaya dr. Andi Nopan ,MH saat dikonfirmasi media ini membantah keras terkait dugaan mallpraktek tersebut.
Namun dia tak menyangkal adanya tiga pasien cuci darah yang meninggal tersebut.
BACA JUGA:Pimpin Apel Pagi, Pj Bupati Muba Ingatkan Disiplin Jam Kerja
BACA JUGA:Hutan Adat Tebat Benawa Pagaralam : Menjaga Warisan Kopi Robusta untuk Generasi Mendatang !
Menurut dia dalam pelaksanaan pelayanan cuci darah itu sudah sesuai protab yang ada.
Terdapat 12 pasien yang di rawat saat itu. Sementara tiga pasien yang meninggal disebabkan karena penyakitnya.
"Masalah penghentian sementara pelayanan cuci darah adalah keputusan manajemen. Keputusan tersebut diambil karena berakhirnya kontrak dari penyediaan mesin lama di bulan November 2023 dan dokter penanggung jawab HD pada saat akan dibuka kembali sedang melaksanakan ibadah haji," ungkap dr Andi. dikonfirmasi Senin, 26 Agustus 2024.