Sari kedelai ini kemudian dimasak dengan sedikit gipsum (kalsium sulfat) atau batu tahu untuk mengentalkan cairan sehingga terbentuk lapisan tahu yang lembut.
BACA JUGA:Kue Satu, Kelezatan Tradisional yang Masih Bertahan di Tengah Arus Modernisasi
BACA JUGA:Menyimak Kelezatan Milkshake – Minuman Dingin yang Menggoda Selera
Setelah tahu terbentuk, disajikan dengan sirup manis yang biasanya terbuat dari gula merah atau gula pasir, terkadang juga ditambahkan jahe untuk memberikan rasa yang hangat dan menenangkan.
Kunci sukses dalam pembuatan puding kembang tahu adalah memperhatikan suhu dan waktu pemasakan.
Sari kedelai harus dimasak pada suhu yang tepat agar hasil akhirnya memiliki tekstur lembut seperti sutra.
Kesalahan sedikit saja dalam proses ini bisa membuat tahu menjadi terlalu keras atau tidak mengental sama sekali.
Puding kembang tahu tidak hanya terkenal karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena kandungan nutrisinya yang bermanfaat bagi kesehatan.
Sebagai makanan yang terbuat dari kedelai, puding kembang tahu kaya akan protein nabati, yang baik untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
Selain itu, kedelai juga mengandung isoflavon, yang dikenal memiliki efek positif dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan osteoporosis.
Selain itu, puding kembang tahu rendah lemak dan bebas kolesterol, menjadikannya pilihan makanan penutup yang sehat.
Kandungan serat dalam kedelai juga bermanfaat untuk pencernaan, membantu mengurangi risiko sembelit dan menjaga kesehatan saluran cerna.
Bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan, puding kembang tahu merupakan sumber protein yang sangat baik.
Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai secara rutin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, sehingga mendukung kesehatan jantung.
Meski berasal dari Tiongkok, puding kembang tahu telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia.
Hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara keluarga, perayaan Imlek, atau sebagai camilan sore hari.