"Kami akan bertanggung jawab penuh. Kendaraan yang rusak akan kami perbaiki. Kami akan membawanya ke bengkel, membersihkannya, dan mengisi ulang BBM yang layak," janji Zai.
BACA JUGA:Terjunkan Timsus Awasi Pendistribusian Pupuk Bersubsidi
BACA JUGA:Sigap, BPBD Muba Bersama Basarnas Cari 5 Korban Tenggelam Akibat Jembatan Ambruk di Lalan
Meskipun demikian, ketika disinggung mengenai permintaan kompensasi lain dari warga yang merasa dirugikan, Zai menyebutkan bahwa hal tersebut sulit untuk direalisasikan.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan mencoba mencari solusi bersama, tetapi tidak ada jaminan bahwa kompensasi yang diminta oleh warga dapat dipenuhi.
"Untuk kompensasi lain, itu agak sulit. Namun, kami akan berdiskusi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terbaik," tegasnya, sambil menekankan bahwa ini adalah kali pertama SPBU tersebut mengalami kejadian seperti ini.
Insiden ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat, terutama bagi mereka yang merasa dirugikan.
BACA JUGA:Ratusan Massa Terlibat Bentrok dengan Aparat, Kantor KPUD Lubuklinggau Nyaris Dibakar Demonstran
BACA JUGA:Jembatan P6 kecamatan Lalan Ambruk, Ini Nama Korban yang Hilang dan Luka
Sejumlah pemilik kendaraan yang mogok menyatakan ketidakpuasan mereka dan menuntut adanya kompensasi tambahan selain perbaikan kendaraan.
Mereka menganggap bahwa kerugian yang mereka alami bukan hanya sekadar kerusakan fisik pada kendaraan, tetapi juga waktu dan biaya yang harus mereka keluarkan karena insiden ini.
"Ini sangat merugikan kami. Tidak hanya kendaraan yang rusak, tetapi kami juga kehilangan waktu dan uang karena pekerjaan kami terhambat. Seharusnya ada kompensasi lebih dari sekadar perbaikan," ujar salah satu pemilik kendaraan yang mogok.
Namun, ada juga sebagian warga yang memaklumi kejadian ini sebagai kesalahan yang tidak disengaja. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang dan pihak SPBU dapat lebih berhati-hati dalam proses pengisian BBM ke tangki penampungan.
"Saya yakin ini bukan kesengajaan, tapi tetap saja kita semua harus waspada dan pihak SPBU harus lebih teliti. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua," kata seorang warga lainnya.
Kasus ini menimbulkan perhatian besar di kota Prabumulih, terutama karena kepercayaan konsumen terhadap kualitas BBM di SPBU menjadi taruhannya. Banyak pihak yang menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab pasti tercampurnya air dalam pertalite.
Ada kekhawatiran bahwa jika masalah ini tidak segera ditangani dengan baik, maka kepercayaan masyarakat terhadap SPBU tersebut akan menurun drastis.