Namun demikian, pemerintah juga akan terus memantau perkembangan situasi ekonomi global dan domestik, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas fiskal dan keberlanjutan ekonomi.
Meskipun realisasi belanja pemerintah pusat menunjukkan kinerja yang positif, tantangan masih tetap ada, terutama dalam hal ketidakpastian ekonomi global.
Perang dagang, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan kebijakan moneter di negara-negara maju, khususnya Amerika Serikat, dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya fleksibilitas dalam pengelolaan APBN. Pemerintah harus siap menyesuaikan strategi fiskal dengan kondisi yang berkembang, termasuk dalam hal penyesuaian alokasi anggaran dan prioritas belanja.
Di sisi lain, prospek pemulihan ekonomi Indonesia juga terlihat cukup positif, didukung oleh stabilitas politik, pertumbuhan konsumsi domestik, dan peningkatan investasi.
Dalam konteks ini, APBN 2024 akan terus menjadi instrumen utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta dalam menjaga kesejahteraan masyarakat di tengah dinamika global yang terus berubah.