KORANPALPOS.COM- Toni Firmansyah, salah satu pemain muda berbakat dari Persebaya Surabaya, baru-baru ini menjadi pusat perhatian setelah absen dari latihan bersama tim. Toni diketahui memilih untuk mengikuti acara syukuran dan pembubaran Timnas Indonesia U-19 di Jakarta, meski telah diberi instruksi oleh manajemen Persebaya untuk kembali bergabung latihan pada tanggal 31 Juli 2024.
Keputusan ini menyebabkan kegaduhan di kalangan pendukung Persebaya, termasuk bonek, dan membuat manajemen klub harus mengambil tindakan disiplin.
Permintaan Maaf Terbuka
Menanggapi situasi yang berkembang, Toni Firmansyah mengambil langkah bijak dengan menyampaikan permohonan maaf terbuka melalui akun Instagram pribadinya. Dalam pernyataannya, Toni mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya dan menyampaikan penyesalan mendalam atas keputusannya untuk tidak mengikuti perintah manajemen. Ia juga meminta maaf kepada seluruh elemen klub, termasuk pelatih, rekan-rekan setim, dan para pendukung setia Persebaya, yang dikenal sebagai bonek.
"Saya Toni Firmansyah meminta maaf kepada manajemen Persebaya, pelatih, rekan-rekan satu tim, juga seluruh bonek dan pendukung Persebaya atas kegaduhan yang muncul," tulis Toni dalam unggahannya. Pernyataan ini menunjukkan kesadaran Toni atas dampak yang ditimbulkan oleh tindakannya, dan komitmennya untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Kesadaran dan Penyesalan
Dalam permintaan maafnya, Toni juga menjelaskan bahwa ia telah melakukan kesalahan dengan memaksakan diri untuk menghadiri acara syukuran dan pembubaran Timnas U-19, meskipun sudah diberi arahan untuk segera kembali ke Surabaya dan bergabung dengan latihan tim.
"Saya mengaku salah karena tidak mengindahkan perintah manajemen untuk gabung latihan. Waktu itu saya memaksakan diri ke Jakarta untuk mengikuti syukuran dan pembubaran Timnas U-19," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kini ia menyadari pentingnya latihan bersama tim, terutama dalam persiapan menghadapi pertandingan-pertandingan penting di masa depan. "Saya kini menyadari, bahwa latihan bersama lebih penting daripada ceremony, karena pertandingan Timnas saat itu sudah selesai," jelas Toni.
Kesadaran ini menunjukkan kedewasaan Toni dalam menghadapi konsekuensi dari tindakannya dan tekadnya untuk kembali fokus pada tanggung jawabnya sebagai pemain Persebaya.
Sanksi Disiplin dan Komitmen untuk Membaik