KORANPALPOS.COM - Nyoman Nuarta, desainer terkenal dan perancang Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), telah lama dikenal sebagai sosok yang memiliki komitmen kuat dalam menghasilkan karya-karya monumental.
Meski sering kali dihujani kritik, ia tetap tegar dan konsisten dalam menjalankan visi artistiknya.
Kritik bagi Nyoman bukanlah hal baru; itu sudah menjadi bagian dari perjalanannya sebagai seniman sejak masa mudanya.
BACA JUGA:Pemerintah Sediakan Glamping untuk Petugas Upacara HUT RI di IKN
BACA JUGA:Waskita Karya Kejar Target Proyek Raksasa IKN : Gedung Sekretariat Presiden Hampir Rampung !
Nyoman menyatakan bahwa kritikan sudah menjadi teman sejatinya sejak ia masih menjadi mahasiswa.
Bahkan, kritik keras sudah mulai ia hadapi saat mengerjakan proyek besar lainnya seperti Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
"Dulu saat mengerjakan GWK, saya menghadapi berbagai macam tuduhan. Banyak orang Bali sendiri yang mengkritik saya, bahkan sampai didemo dan diancam. Mereka menganggap saya perusak budaya Bali," ungkap Nyoman dalam wawancara di Jakarta, Sabtu (9/8).
BACA JUGA:Dukung Pembangunan IKN Menuju Forest City
Patung GWK, yang kini menjadi salah satu ikon pariwisata Bali, tidak dibangun dengan mudah. Nyoman harus menjalani proses yang panjang dan penuh tantangan.
Ia tidak mendapatkan dukungan finansial dari pemerintah ataupun perbankan, sehingga harus mengandalkan usahanya sendiri.
"Saya jalan sendiri, pemerintah tidak mau membantu saya. Tidak ada satu bank pun yang mau mendanai proyek saya, padahal saat itu aset saya sudah mencapai Rp1,3 triliun. Kami memiliki 80 hektare tanah, tetapi tetap tidak ada yang mau mendukung," kenangnya.
BACA JUGA:Pastikan Peringatan HUT RI di IKN Gunakan Listrik Hijau
BACA JUGA:Presiden: HGU 190 Tahun di IKN untuk Tarik Investasi Sebesarnya