3. Palembang: 18.000 ASN
4. Muara Enim: 6.000 ASN
5. Lubuklinggau: 3.000 ASN
BACA JUGA:Pabrik Minyak Merah Pertama di Sumatera Selatan : Petani Sawit Makin Sejahtera !
BACA JUGA:Mengapa Lubuklinggau Bukan Kota Paling Bersih di Sumatera Selatan 2024 ? Temukan Jawabannya !
6. Musi Banyuasin: 8.000 ASN
7. Musi Rawas: 5.000 ASN
8. Musi Rawas Utara: 1.000 ASN
Dengan asumsi bahwa setiap ASN akan membeli 10 kilogram beras per bulan, maka total kebutuhan beras untuk program ini mencapai 6.213 ton per tahun.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ASN tetapi juga untuk menekan inflasi beras karena Bulog akan membeli beras langsung dari petani, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Sumsel dan Babel, Elis Nurhayatin, menjelaskan bahwa program ini diharapkan dapat mengurangi permintaan beras di pasar.
Biasanya, ASN membeli beras dari pasar, namun dengan adanya program ini, pembelian beras akan dilakukan langsung melalui Bulog, yang diharapkan dapat mengurangi permintaan pasar dan menstabilkan harga beras.
Proses pendistribusian beras akan dimulai dengan imbauan dari Pj Gubernur Sumsel terkait dukungan terhadap kegiatan pengendalian inflasi komoditas beras.
ASN kemudian akan diminta untuk membuat surat pernyataan bahwa mereka bersedia membeli beras dari Bulog.
Setelah itu, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan melakukan perjanjian kerjasama (PKS) dengan Bulog dan mengajukan permintaan beras setiap bulan sesuai kebutuhan.
Permintaan ini dapat bervariasi tergantung pada jumlah ASN yang aktif dan perubahan kebutuhan lainnya.