Upah Tenaga Kerja: Perubahan dalam upah tenaga kerja dapat mempengaruhi biaya produksi. Upah yang lebih tinggi dapat menyebabkan peningkatan harga pangan jika produsen memindahkan biaya tambahan kepada konsumen.
4. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
Nilai Tukar: Perubahan dalam nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi harga pangan impor.
Apabila mata uang domestik melemah terhadap mata uang asing, harga pangan impor dapat naik, mengakibatkan kenaikan harga pangan di pasar domestik.
5. Kebijakan Pemerintah
Subsidi dan Tarif: Kebijakan subsidi dan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi harga pangan.
Misalnya, subsidi untuk produksi pangan dapat menurunkan harga, sedangkan tarif impor yang tinggi dapat menaikkan harga pangan impor.
Regulasi dan Kontrol: Regulasi terkait harga dan distribusi pangan, seperti kontrol harga atau batasan ekspor, dapat mempengaruhi ketersediaan dan harga pangan.
6. Gangguan Rantai Pasokan
Infrastruktur: Keterbatasan infrastruktur seperti transportasi dan penyimpanan dapat mengganggu rantai pasokan pangan, menyebabkan penundaan pengiriman dan kenaikan harga.
Logistik dan Distribusi: Masalah dalam distribusi, termasuk kekurangan armada transportasi atau gangguan dalam rantai pasokan, dapat menyebabkan kekurangan pangan di pasar dan meningkatkan harga.
7. Perubahan Dalam Pola Konsumsi
Preferensi Konsumen: Perubahan dalam preferensi konsumen, seperti peningkatan permintaan untuk produk organik atau sehat, dapat mempengaruhi harga pangan tertentu.
Tren Diet: Tren diet atau konsumsi baru dapat meningkatkan permintaan untuk jenis pangan tertentu, yang pada gilirannya dapat mengangkat harga.
8. Spekulasi Pasar
Perdagangan Berjangka: Spekulasi di pasar berjangka dapat mempengaruhi harga pangan. Pelaku pasar yang memperkirakan kenaikan atau penurunan harga dapat melakukan pembelian atau penjualan yang mempengaruhi harga pasar.