Musim hujan dipengaruhi oleh angin monsun barat dari Benua Asia, sementara musim kemarau terkait dengan angin monsun timur yang kering dari Australia.
Dwikorita juga menjelaskan bahwa meskipun berada dalam musim kemarau, hal ini tidak berarti tidak akan ada hujan sama sekali.
Kondisi musim kemarau ditandai dengan curah hujan kurang dari 50 mm/dasarian dan minimal tiga dasarian berturut-turut.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Senin 1 Juli 2024 : Hujan Ringan di Sebagian Besar Wilayah Ibu Kota Provinsi !
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 28 Juni 2024 : Mayoritas Wilayah di Indonesia Berawan-Cerah Berawan !
Durasi musim kemarau sendiri bervariasi antar wilayah di Indonesia.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa meskipun telah memasuki awal musim kemarau, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di beberapa wilayah.
Faktor-faktor seperti aktivitas fenomena cuaca MJO, Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial turut berpengaruh dalam meningkatkan potensi hujan di sejumlah wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Suasana hangat di permukaan laut di sekitar Indonesia juga berkontribusi dalam menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah-wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, kombinasi dari berbagai faktor cuaca ini diperkirakan masih akan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.***