PALEMBANG - Memasuki musim penghujan saat ini, tak terkecuali di Kota Palembang intensitas curah hujan semakin meningkat. Dengan curah hujan yang sudah sangat intens, tak hanya berdampak pada timbulnya genangan air dan banjir tetapi juga rentan penyakit demam berdarah dangue (DBD).
Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang diminta untuk terus mengingatkan warga masyarakat agar waspada dengan menjaga lingkungan bersih serta mendorong dinas terkait melakukan penyemprotan guna membasmi jentik nyamuk yang menjadi sumber penyakit DBD.
Dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Palembang per 14 November 2023 mencapai 583 kasus. Angka itu meningkat. Terbukti pada 21 Agustus 2023 terdapat 445 kasus dan hingga November 2023, kasusnya bertambah menjadi 138 kasus.
Meningkatnya kasus DBD di Kota Palembang membuat sejumlah warga masyarakat khawatir akan serangan penyakit DBD ini. Evi Syafitri, salah seorang warga Perumnas Kota Palembang mengatakan, dirinya khawatir atas serangan DBD saat masuk musim penghujan saat ini, terutama bagi anak-anak.
“Y tinggal kita berupaya menjaga lingkungan bersih. Semoga saja tahun ini tidak ada lagi kenaikan wabah demam berdarah. Jelas kita harus waspada dengan virus ini,” ujarnya.
Sedangkan Wanti, warga Kemuning Kota Palembang mengatakan, hal yang sama. “Memang sebaiknya wabah DBD ini harus segera diwaspadai. Tentu dengan melakukan bersih-bersih lingkungan sekitar kita,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wanti justru bertanya apakah pemerintah akan memberikan bantuan misalnya membagikan obat atau sejenisnya kepada warga untuk membantu. “Misalnya obat untuk mengurangi bahkan membasmi jentik nyamuk penyebab DBD ini," tuturnya.
Terpisah, Anggota DPRD Kota Palembang, H Nazili SH MSi mengatakan, saat musim penghujan saat ini, perlu kewaspadaan warga masyarakat atas serangan penyakit DBD. “ Artinya harus ada kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah kasus DBD agar tidak semakin berkembang,” tandasnya.
Dimana pemerintah lanjut Nazili, harus memberikan bantuan pencegahan di lingkungan masyarakat. “Seperti melakukan fogging secara kontinyu ke setiap lingkungan masyarakat terutama di kawasan-kawasan kumuh dan lingkungan kotor,” tandasnya.
Selain itu, upaya lainnya menyebarkan obat untuk membunuh bentik nyamuk. “Dan yang tak kalah pentingnya adalah dukungan masyarakat dengan cara menjaga lingkungan bersih yang salah satunya menguras, menutup dan mengubur. Jika kolaborasi ini dijalankan, maka pencegahan berkembang jentik nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan sumber penyebar penyakit DBD,” tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Palembang melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Palembang, Yudhi Setiawan mengungkapkan, dari data pihaknya hingga kini tercatat ada 583 kasus DBD.
Terkait catatan kasus DBD tersebut, Dinkes Kota Palembang membagikanlarvasida ke 583 rumah lokasi kasus DBD tersebut," ungkapnya. Yudhi menambahkan, dari 583 kasus DBD tersebut masing-masing 296 laki-laki dan 287 perempuan.
Sedangkan jumlah penderita DBD yang meninggal ada 8 orang per November 2023 yang masing-masing 4 perempuan dan 4 laki-laki.Jumlah tersebut pada November bertambah satu orang laki-laki. Sebelumnya pada bulan Agustus terdapat 4 perempuan dan 3 laki-laki.
Namun demikian Yudhi menyebutkan, biasanya DBD banyak di musim hujan, untuk itu warga harus tetap waspada. Dikatakannya, biasanya kasus DBD meningkat pada musim penghujan. “Oleh karena masyarakat harus tetap waspada dengan rajin melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan metode 3M plus yakni gerakan menguras, menutup, dan mengubur,” tandasnya. (rob/ika/nik/tim/disway)