Hidupkan Kampung Dulmuluk
iskusi Kampung Dulmuluk dengan tema “mengulik sejarah Kampung Dulmuluk” yang digelar UIN Raden Fatah, Pecinta Sejarah (PESE) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang. --Foto: Ist
PALEMBANG - Sejumlah aktivis kebudayaan di Palembang, mendiskusikan wacana adanya kampung Dulmuluk di Lorong Taman Bacaan, Tanggotakat (Tanggo Takat) Palembang.
“Sebenarnya, wacana mengulik Kampung Dulmuluk ini muncul dari dulur Pedo yang aktif di Komunitas Bucu Palembang,” kata budayawan Vebri Al Lintani selaku narasumber Diskusi Kampung Dulmuluk “ Mengulik Sejarah Kampung Dulmuluk”.
Ditambahkan Vebri, wacana yang dilontarkan Pedo ini cukup beralasan, karena dalam sejarah Dulmuluk selalu disebutkan kampung Tanggotakat sebagai titik awal syair Abdul Muluk dibacakan oleh Wan Bakar, seorang pedagang keturunan Arab Melayu.
“Nah, persoalannya, kampung Tanggotakat ini cukup luas, dan di mana rumah Wan Bakar, tepatnya, belum diketahui. Jadi masih perlu banyak kajian lagi. Tapi saya setuju adanya kampung Dulmuluk sebagai satu penanda sejarah teater Dulmuluk” ujar Vebri.
BACA JUGA:PLN Berhasil Jaring 14 Kerja Sama Global dalam COP28
BACA JUGA:Produksi Batubara Sumsel Sepanjang 2023 Capai 94 Juta Ton
Selanjutnya Vebri menguraikan sejarah teater Dulmuluk dalam presentasinya.
Sebagaimana dipahami lanjut Vebri, Dulmuluk yang telah ditetapkan sebagai Warsan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia terlahir di kota Palembang.
"Awalnya, kitab syair yang berjudul Kejayaan Kerajaan Raja Ali Haji dan kemudian berubah menjadi Abdul Muluk dicetak pertama kali di Singapura pada tahun 1845.
Lalu, pada 1854 dibawa oleh Wan Bakar ke Palembang dan dibacakan olehnya sebagai di bilangan kampung Tanggotakat. Lama kelamaan, pembacaan Dulmuluk berubah menjadi bentuk teater pada tahun 1910-an dan berkembang terus hingga sekarang," terangnya.
BACA JUGA:Kolaborasi Pertamina dan Jasa Raharja, Cek Kesehatan Awak Mobil Tanki
BACA JUGA:12.169 Pemudik Gunakan Kereta Api pada H-1 Natal
Sementara itu, Andi Pedo yang tinggal di Lorong Taman Bacaan meyakini Wan Bakar tinggal di sekitar Lorong Taman Bacaan.
“Sepengetahuan saya, di sekitar lorong Taman Bacaan ini banyak sekali pelaku Dulmuluk diantaranya almarhum Umar, Wak Pet. Dan keluarga kami adalah pencinta teater Dulmuluk. Pada setiap hajatan, kami selalu menanggap Dulmuluk. Jika tidak, pasti masyarakat bertanya, mengapa tidak menanggap Dulmuluk”, kata Pedo.