Hidupkan Kampung Dulmuluk
iskusi Kampung Dulmuluk dengan tema “mengulik sejarah Kampung Dulmuluk” yang digelar UIN Raden Fatah, Pecinta Sejarah (PESE) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang. --Foto: Ist
Disamping itu, kata Pedo, dahulu banyak sekali taman bacaan yang menyewakan buku-buku kepada masyarakat. Namun, di sini memantapkan nama Taman Bacaan menjadi Lorong.
Artinya, kondisi literasi di sini lebih menonjol. ditempat lain tidak mantapkan itu perbedaanya , artinya disini lebih menonjol soal literasi
BACA JUGA:Insiden Truk Tabrak Stasiun LRT, tak Ganggu Operasional
BACA JUGA:Dari Akselerasi EBT Hingga Pensiun Dini PLTU, PLN Berhasil Jaring 14 Kerja Sama Global dalam COP28
Senada dengan itu, sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji setuju dengan wacana yang disampaikan Andi Pedo.
“Adanya kampung Dulmuluk sangat bermanfaat bagi penguatan sejarah adanya Dulmuluk di Palembang dan tentu bias menjadi destinasi wisata. Namun harus selain penamaan tentu harus diikuti dengan penyiapan fasilitas lain seperti tempat latihan, pusat data, perpustakaan terkait dengan Dulmuluk dan aktivitas dikusi dan pergelaran rutin," kata Ari Panji.
Wacana ini didukung Randi Pratama Putra, generasi penerus estafet keberlangsungan Dulmuluk.
“Saya juga sepakat apabila Taman Bacaan ini menjadi Kampung Dulmuluk. Orangtua dan kawan kawan orangtua saya merupakan pemain Dulmuluk yang dari dulu juga sering latihan di Kawasan Tangga Takat tersebut," kata Randi. (rob)