Bisa Kurangi Efek Parkinson

Dokter spesialis neurologi Siloam Hospitals Lippo Village Dr. dr. Rocksy Fransisca Situmeang SpN usai simposium medis Siloam Hospitals Group di Palembang. Foto: Antara --

PALEMBANG, KORANPALPOS.COM - Dokter spesialis neurologi Siloam Hospitals Lippo Village Dr. dr. Rocksy Fransisca Situmeang SpN menyebutkan metode operasi pemasangan Deep Brain Stimulation (DBS) dapat mengurangi efek dari penyakit parkinson.

Rocksy usai simposium medis Siloam Hospitals Group di Palembang, Sabtu, menjelaskan dalam pengobatan parkinson, saat ini ada meteode operasi Deep Brain Stimulation (DBS) atau pemasangan cip di otak pasien yang dapat mengurangi efek dari penyakit tersebut.

"Cipnya sangat halus, seperti rambut manusia. Cip mengalirkan listrik dan dapat diprogram untuk meningkatkan produksi dopamin di area otak pasien parkinson yang sebelumnya kurang produktif. Sebelum penanaman cip, pemrograman juga sudah diatur," jelasnya.

Ia mengatakan tidak semua orang dengan yang memiliki penyakit Parkinson itu dapat diambil tindakan DBS tersebut. Sebab, untuk dilakukan DBS itu memiliki beberapa kriteria khusus, seperti pasien sudah mengalami Parkinson selama 4 tahun, saraf sudah tidak bisa merespon lagi padahal sudah konsumsi obat, dan lainnya.

BACA JUGA: Berbagi Kunjungi Panti Asuhan

BACA JUGA:Bawa Akreditasi Unggul Tingkat ASEAN

"Maka itu, perlu konsultasi dulu ke tim kedokteran RS Siloam dan akan dilakukan analisis serta pengambilan tindakan untuk oeprasi DBS, pemasangan cip ini bisa mengurangi efek Parkinson," kata Rocksy.

Sementara itu, Spesialis Neurologi Subspesialis Epilepsi dan Neurofisiologi Klinis RS Siloam Sriwiya Palembang dr Theresia Christin menambahakan parkinson disebabkan oleh kerusakan sel-sel saraf di otak, terutama pada area yang disebut substantia nigra, yang berperan dalam produksi dopamin.

"Penyebab Parkinson belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor penyebab Parkinson, yaitu , pengaruh obatan-obatan obat antipsikotik, sayuran yang mengandung pestisida, dan juga cedera kepala. Faktor usia juga menjadi salah satu penyebabnya," katanya.

Ia menjelaskan Di Indonesia prevalensi Parkinson diperkirakan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit ini mempengaruhi sekitar 1-2 persen populasi yang berusia di atas 60 tahun.

BACA JUGA:Puluhan Siswa di Angkut Pakai Mobil Dalmas

BACA JUGA:Siapkan Rencana Pensiun untuk Calon Purnabakti

"Untuk Kota Palembang sendiri Parkinson cukup banyak, karena ini penyakit neurodegeneratif tidak bisa sembuh secara keseluruhan. Tetapi, dengan obat dan terapi dan juga operasi bisa memperbaiki gejala Parkinson," jelasnya. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan