3 Minggu Diresmikan, Pasar Kuliner Sepi Pedagang
Wisata Kuliner Taman Segi Tiga Emas (STE) Kayuagung tidak ada penjual meski telah diresmikan selama 3 minggu, Selasa (21/11)--
KAYUAGUNG - Setelah tiga minggu dari diresmikan, Wisata Kuliner Taman Segi Tiga Emas (STE) Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tampak sepi bahkan tidak ada penjual sama sekali.
Sebelumnya, Wisata Kuliner Taman STE Kayuagung tersebut diresmikan langsung oleh Plt Bupati OKI, HM Djakfar Shodiq yang pada saat itu masih menjabat sebagai wakil bupati, Rabu (01/11).
Berdasarkan pantauan di TKP pada hari ini, memang tidak terlihat sama sekali ada aktivitas jual beli di seputaran Wisata Kuliner STE Kayuagung tersebut.
BACA JUGA:Deru Janji Perbaiki Kerusakan Jalan Cor Batukuning OKU
"Saya hanya melihat orang berdagang pada hari peresmian itu saja, setelahnya tidak ada lagi," ungkap seorang pedagang di sekitar wisata kuliner tersebut yang enggan disebutkan namanya, Selasa (21/11).
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) OKI, Ahmadin Ilyas melalui Kepala Bidang (Kabid) Destinasi dan Industri Pariwisata, Ratna Dewi mengatakan, untuk penyewa tenand (kios) memang bertahap orang daftarnya.
"Kemarinkan kita peresmiannya tanggal 1 November 2023. Kalau untuk penempatan tenand atau siapa-siapa pemilik kios, saat ini masih bertahap orang yang mendaftarnya," ujarnya.
BACA JUGA:Gegara Ganti KK, Warga Tak Dapat Lagi Dana PKH
Disinggung saat peresmian bukankah sudah ada yang berjualan ? Menurutnya, tuntutan mereka nanti, food court berjalannya seperti yang terlihat pada momen peresmian. Dimana mereka memasukkan tenand yang sementara saja.
"Tenand yang ada pada saat peresmian tersebut sebagai simulasi. Nanti para penyewa kios seperti itu berdagangnya, jadi memang belum beroperasi," tuturnya.
Dikatakannya lagi, mereka tidak bisa menentukan kapan beroperasinya, lantaran masih menunggu tahap seleksi. Dimana pendaftar yang diterima baru sebagian.
BACA JUGA:Kosan Mahasiswi Unsri yang Lakukan Aborsi, Pernah 3 Kali Digerebek Warga
"Kami mempunyai sistem pendaftaran, data-datanya diperiksa, jika benar dan lengkap baru diseleksi. Misalnya, pedagang bakso yang mendaftar ada 5 orang, kemudian diseleksi bakso siapa yang akan menjadi pemilik kios. Artinya tidak boleh ada pedagang yang jenis jualannya sama," imbuhnya.
Masih kata Ratna, saat ini dari 16 tenand yang tersedia terdapat 45 orang pendaftar.