Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Terminal Pasar Satelit Lubuklinggau : Sebelum Nyerah, Kabur ke Musi Rawas !
AKP Hendrawan, Kasatreskrim Polres Lubuklinggau-Foto : Dokumen Palpos-
Namun pada Juni 2024, korban Amir Hamzah ngotot minta uang perbaikan yang telah dibayarkan kepada Icang untuk dikembalikan.
"Jadi waktu habis banjir bulan dua kemarin, korban memperbaiki motornya, tapi bulan enam ini korban malah minya kembalikan uang perbaikan, tentu saja Icang menolak," ujar Heri.
Korban sendiri, sudah beberapa kali mengancam pelaku Icang.
Namun pada hari kejadian tanpa sengaja Icang yang mau mengantar barang ke mobil taxi ke keluarganya bertemu dengan korban.
"Pelaku Icang sempat bertengkar dan dicekek oleh korban Amir," ujar Heri.
Kemudian Icang mengadukan apa yang dialaminya kepada pamannya Beli (pelaku satu lainnya).
"Ya yang namanya mamang dengar ponaannya seperti itu ya bagaimana lah," kata Heri.
Lalu Beli mengiringi Icang kembali ke Terminal. "Sebenarnya Icang dan Beli tidak langsung menusuk korban," terang Heri.
Tetapi begitu melihat korban Aan keluar mobil memegang kunci roda, Icang baru menusuk korban Aan.
"Kalau Icang tidak nujah, Icang yang mungkin dibunuh Aan," terangnya.
Karena pelaku Icang dan korban Aan sama-sama mengenakan baju warna hitam, dan melihat korban Aan tersungkur ke aspal bersimbah darah, Beli mengira itu adalah adalah keponakannya Icang. Karena itulah Beli mengejar Amir.
"Disangkanya Aan tadi, Icang makanya dia mengejar Amir," tutur Heri.
Pasca kejadian itu dikatakan Heri, Icang dan Beli tidak pulang lagi ke Desa Mandi Angin.
"Kami semalam sudah rembuk keluarga, karena korban dan pelaku masih satu desa karena itu keluarga sepakat untuk meminta pelaku menyerahkan diri, " ungkap Heri.
Menurut Heri, yang melacak dan mencari keberadaan Icang adalah adiknya Suntri.