Pemerintah Sering Abaikan Masyarakat
Budayawan Sumsel Vebri Al-Lintani (kiri) ditengah kegiatan inspiratif mahasiswa modul Nusantara dibawah koordinasi dosen Dr. Dedi Irwanto di Roca Cofee & Resto Demang Lebar Daun, Senin (13/11)--
PALEMBANG - Kekayaan dan kebhinekaan budaya bangsa Indonesia merupakan modal dasar yang kuat dalam pembangunan. Termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel) .
Bagi Budayawan Sumsel Vebri Al-Lintani, pemerintah telah menyadari bahwa khazanah kebudayaan di Indonesia merupakan aset yang sangat berharga.
Oleh karenanya, pembangunan kebudayaan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia.
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Gelar Pasar Murah Digital
Paparan tersebut disajikan oleh Budayawan Sumsel, Vebri Al-Lintani ditengah kegiatan inspiratif mahasiswa modul Nusantara dibawah koordinasi dosen Dr Dedi Irwanto di Roca Cofee & Resto Demang Lebar Daun, Senin (13/11).
Namun lanjut Vebri, dalam realitanya, pembangunan kebudayaan yang banyak dilakukan oleh pemerintah, sering abai dalam melibatkan masyarakat, termasuk komunitas-komunitas budaya. Padahal dalam kenyataannya budaya merupakan sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat atau kelompok komunitas budaya tertentu.
Akibatnya lanjut dia, pembangunan kebudayaan yang mestinya menjadi kekuatan pembentuk nilai-nilai, baik moral, etika dan estetika yang ujungnya berpengaruh pada pola sikap dan perilaku masyarakat pendukungnya, justru acapkali tampil sebaliknya, kehilangan makna dari pendukung budaya tersebut.
BACA JUGA:Berandil Turunkan Angka Pengangguran di Palembang
Menurut pria yang memiliki nama asli Febri Irwansyah ini, dirinya mengingatkan pada kondisi tersebut perlu ada orang yang mau berjuang dalam kebudayaan.
Orang harus sadar bahwa kebudayaan dan berbagai pembangunan fisik adalah dua hal yang sesungguhnya erat terkait.
Keduanya saling terkait dan mempengaruhi, dimana laju pembangunan fisik dan perubahan kebudayaan mestinya membentuk perkembangan dan peradaban masyarakat maju kedepannya.
Sehingga kebudayaan merupakan matras dari peradaban dalam pembangunan fisik.
BACA JUGA:Fitri Ajak Lestarikan Budaya Leluhur
“Namun dalam banyak kasus kebudayaan sering dianggap program atau proyek pemerintah semata. Akibatnya, pembangunan acapkali tidak sesuai dengan karakteristik budaya masing-masing. Bahkan pembangunan fisik budaya yang dilakukan acapkali mengangkangi sejarah budaya suatu masyarakat”, kata pria kelahiran daerah Lintang, 14 Februari 1967.