Faktor Ras dan Keturunan Jadi Risiko Utama Anak Terkena Alergi
Dokter spesialis anak RS UI dr. Andina Nirmala Pahlawati Sp.A -Foto: Istimewa-
Selain asap rokok, asap polusi dari kendaraan dan industri juga memiliki kemungkinan besar untuk meningkatkan risiko alergi.
“Faktor lain dari makanan, anak yang sering makan makanan cepat saji, proses food meningkatkan immunoglobulin E pada anak, dibandingkan anak yang sering diberi makanan anti inflamasi seperti buah dan sayur, mereka memiliki immunoglobulin E yang lebih rendah,” kata Andina.
BACA JUGA:Waspada ! Ancaman Pornografi Anak
BACA JUGA:Pasien RS Khusus Mata Sumsel Didominasi Peserta JKN
Gejala alergi yang awam dialami anak diantara ruam merah, gatal, dan bengkak dibagian tubuh tertentu, ada reaksi bersin atau pilek, radang dan nyeri disekitar hidung karena tersumbat, batuk mengi atau diare jika terjadi alergi dipencernaan.
Gejala alergi juga bisa berupa reaksi berat yang dinamakan anafilaksis. Pada kondisi ini, kata Andina, pembuluh darah melebar dan bocor sehingga ada perpindahan cairan pembuluh darah ke ruangan di luar pembuluh darah.
Reaksinya bisa ada pembengkakan kelopak mata, penyempitan salurah nafas, yang harus segera dibawa ke ruang gawat darurat.
“Yang paling ditakutkan adalah kestabilan pasien yang mengalami reaksi anafilaksis dapat bahaya karena tekanan darah menurun dan kegawatan yang berujung kematian jika tidak ditangani dengan cepat,” katanya.
Tatalaksana dilakukan untuk mengontrol gejala tanpa menggangu kualitas hidup anak, mencegah progresivitas saat dewasa, menemukan pencetus alergen dari sang anak misal pada makanan atau faktor lingkungan yang menyebabkan alergi.
Pemulihan bisa dilakukan dengan diagnosis riwayat keluarga, tes darah dengan mengecek immunoglobulin E, tes cukit kulit, serta mengonsumsi obat anti alergi. (ant)