Waspada HIV Mengintai Kita !

--

PALEMBANG - Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Sumsel sangat rentan meningkat Salah satu buktinya yang terjadi  di masyarakat Kota Prabumulih yang kini diimbau untuk waspada terhadap penyebaran HIV. 

Dimana pada tahun 2023, kasus HIV di kota nanas  meningkat. Dari informasi yang beredar menyebutkan, penderita HIV tersebut berumur 20 - 24 tahun ada 4 orang penderita. Kemudian umur 25 - 49 tahun ada 14 orang penderita. 

Namun penderita bukan semua warga Prabumulih karena mereka dari luar kota berobat di Kota Prabumulih dan domisilinya kabupaten/ kota tetangga.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Prabumulih, dr Hesti Widyaningsih MARS ketika dikonfirmasi usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Kota Prabumulih Rabu, 8 November 2011, mengakui adanya peningkatan kasus HIV tersebut.

“Berdasarkan deteksi kasus memang ada peningkatan dan jumlah kasus baru juga ada yang terdeteksi. Bahkan dari evaluasi tahun lalu (2022, red), di September ini (2023, red) sudah kelihatan ada kenaikan," ungkap dr Hesti sembari menuturkan ada sekitar 31 kasus HIV pada tahun 2022 lalu.

Namun sayangnya, ketika wartawan menanyakan jumlah kasus HIV tersebut wanita berkacamata ini enggan memberikan datanya. “Nanti saya kurang hafal nanti saya kirim saja,” elaknya ketika diminta data kasus HIV tersebut.

Lebih lanjut Hesti menuturkan, terjadinya peningkatan kasus HIV ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih agar penyebaran kasus ini tidak meningkat.

“Ini sudah menjadi warning pemerintah, untuk bersama-sama memberantas HIV-AIDSdi kota Nanas. Karena penderita HIV ini menyasar usia produktif di angka 20-30 tahunan," ujarnya.

Dijelaskan Hesti, dalam pencegahan dan penanggulangan HIV di Kota Prabumulih pihaknya aktif menyasar pada populasi kunci yakni penderita HIV dab populasi yang beresiko yakni yang sudah punya pasangan tapi terdeteksi penyakit yang berbahaya ini.

Adapun 4 populasi kunci dimaksud sambung hesti, yakni pekerja seksual, waria, lelaki seks lelaki alias gay (homo seksual) dan juga pengguna narkoba suntik (putau dan lainnya,” bebernya sembari menuturkan waria alias Lelaki Sama Lelaki (LSL) menjadi penyumbang terbesar kasus HIV di Prabumulih.

Masih kata perempuan yang pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Prabumulih ini, pihaknya secara rutin juga memberikan edukasi tentang bahaya penyimpangan prilaku seksual seperti penyuka sesama jenis karena hal tersebut rentan terkena penyakit HIV.

Pihaknya juga sambung Hesti, memberikan edukasi untuk menggunakan pengaman saat berhubungan seksual karena penularan bisa dari sana dan target pihaknya untuk meng-nol kan mereka yang populasi berisiko. 

“Kedua, adalah mempertahankan kualitas hidup mereka yang sudah terdeteksi HIV dengan minum obat secara teratur dan dipantau terus supaya minum obat teratur. Karena kalau teratur maka jumlah virus bisa terkontrol dan bisa hidup normal seperti kita supaya dari HIV bisa dicegah jangan sampai ke Aids dan jangan sampai menularkan," tuturnya.

Selanjutnya sambung Hesti, dengan mencegah atau mengupayakan yang sudah terinfeksi tadi jangan sampai meninggal dengan cepat. "Namun tak patut dipungkiri, tren nya meningkatkan (penderita HIV) dimana Palembang dan Prabumulih jadi target skrining kasus dan ibu hamil pun jadi target sasaran skrining," ujarnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan