Ketika Cabai Makin 'Pedas', Pemerintah Harus Campur Tangan
--
PALEMBANG - Setelah sebelumnya dihadapkan dengan harga beras yang melonjak, kini masyarakat khususnya di Sumsel mendapatkan ‘serangan’ kendala kebutuhan pokok. Kini komoditi cabai, rempah yang pasti sering digunakan ini saat memasak, kini harganya melambung alias meroket.
Sejumlah sejumlah warga khususnya emak-emak mengeluhkan kenaikan harga cabai ini. “Naik (harga cabai,red) rata-rata 15 hingga 25 persen. Dari harganya di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu bahkan Rp 50 ribu perkilogramnya yang naik menjadi Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu perkilogram,” ujar Fatmi, warga Sekip Palembang, Senin (6/11).
Dengan kenaikan itu lanjutnya, sangat berdampak pada kebutuhan masak di dapur. “Karena cabai adalah bagian dari campuran bahan untuk memasak tentu dengan kenaikan ini, bahan campuran masakan jadi berkurang. Artinya untuk membeli bahan masakan harus mengatur keuangan. Kalau bisa pemerintah mencari jalan keluarnya akan cabai ini harganya bisa normal kembali,” pintanya.
Kondisi yang sama terjadi di Kota Lubuklinggau. Dimana harga cabai berkisar Rp45 ribu hingga Rp 50 ribu perkilogramnya. Namun sejak Senin 6 Nopember 2023, harga cabe sudah Rp 70 ribu hingga Rp80 ribu perkilogramnya.
"Adoi, ini hargo cabe naek lagi, naek lagi, saro kito dibuatnyo (aduh, ini harga cabe naik lagi naik lagi, susah kita dibuatnya)," ungkap Siti seorang emak di Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau, ketika dimintai tanggapannya soal kenaikan harga cabai.
Menurut Siti, cabai bukanlah bahan pokok, meski begitu keluarganya tidak bisa lepas dari cabe. Karena setiap masakan di rumahnya wajib menggunakan cabai."Mano nak lemak makan idak besambal, tumisan dak pakai cabai, gulai pindang dak ditambah caba (Mana enak makan tanpa sambal, tumisan tidak memakai cabai, gulai sambal tidak ditambah cabe)," kata Siti.
Senada dikatakan Rina, warga yang sama. Menurutnya kenaikan harga cabai berdampak pada pengeluaran yang tidak terduga. Kalau tadinya uang Rp50 ribu sudah bisa beli ikan plus sayuran, dengan melambungnya harga cabe hanya bisa beli ikan saja, karena alokasi untuk sayuran sudah habis untuk membeli cabai.
"Dem sekarang cukup lauk semacam dem, yang penting masih pacak makan. (Sudah sekarang cukup lauk semacam sudah, yang penting masih bisa makan)," tutur Rina. Sebab dengan tingginya harga beras disusul dengan harga cabai membuat pengeluaran membengkak, sementara penghasilan tidak bertambah.
Untuk Rina berharap ada subsidi dari pemerintah sehingga emak-emak di Lubuklinggau tidak dibuat stress dengan melambungnya sejumlah harga. "Bentar lagi natal, pasti barang-barang lain bakal ikut naik, pemerintah harus bantu cari solusi atau berikan subsidi harga" katanya.
Terpisah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Lubuklinggau Medolin Daftar Windu, belum berhasil dikonfirmasi terkait langkah Disperindag dalam menekan harga pasar menjelang Natal dan tahun baru.Hal ini terjadi sejak beberapa hari belakangan.
Terpisah, terkait keluhan ini direspon Pj Wali Kota Palembang, Drs H Ratu Dewa MSi dengan melakukan peninjauan ke sejumlah pasar tradisional.Hasilnya keluhan emak-emak terbukti. Dimana harga cabai kini mencapai Rp60.000 per kilogram untuk cabai merah keriting dan cabai rawit.
Sedangkan cabai burung mencapai Rp80.000 per kilogramnya. Sebelumnya rata-rata harga cabai mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 50 perkilogram. Pj Wako Ratu Dewa membenarkan melonjaknya harga cabai tersebut setelah dirinya memantau dan melihat langsung harga cabai tersebut. Akibatnya kenaikan harga cabai tersebut, terjadi penurunan daya beli masyarakat.
“Kita sudah melakukan komunikasi dengan beberapa pedagang dan memang ada kenaikan secara signifikan dari distributor. Maka dari itu, dalam waktu dekat saya mengintruksikan kepada Dinas terkait, Dinas Perdagangan, Pertanian, Ketahanan Pangan, Dirut PD Pasar serta Perekonomian secara bersama agar mencari solusi secepatnya,” tandas Dewa.
Setidaknya lanjut Dewa, pihaknya melakukan kerjasama dengan provinsi lain dan kabupaten lainnya yang bisa mensuplay cabai hingga harga cabai dipasar bisa terkendali," ujarnya. Sedangkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Lubuklinggau.telah membuat skema langkah antisipasi lonjakan harga susulan dari komoditi lainnya.