Sering Buang Air Besar Setelah Minum Kopi: Apa yang Dikatakan Para Ahli !

Reporter: Dahlia |

Editor: Robiansyah |

Sabtu , 02 Mar 2024 - 15:16

Ilustrasi kopi hitam. -FOTO : ANTARA-

Namun, ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kadar kafein, jenis kopi, dan cara biji kopi disangrai.

Sebagai contoh, kopi dari kopitiam cenderung memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi daripada espresso.

Selain kafein, tambahan gula dan susu dalam kopi juga dapat mempengaruhi efeknya pada sistem pencernaan.

Konsumsi gula dapat merangsang pelepasan insulin, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pergerakan usus.

Laktosa dan gula susu juga diklasifikasikan sebagai FODMAPs, yang dapat menyebabkan gejala seperti gas, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar.

Dr Stephen Tsao, seorang ahli gastroenterologi senior dari AliveoMedical, menjelaskan bahwa meskipun kopi dapat membantu melancarkan buang air besar bagi sebagian orang, penting untuk mempertimbangkan evaluasi kolon jika mengalami sembelit yang persisten.

Ini dapat membantu memastikan tidak ada masalah mendasar pada usus besar, terutama jika ada gejala lain seperti pendarahan atau sakit perut.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kopi memengaruhi sistem pencernaan kita, kita dapat membuat pilihan yang lebih bijaksana tentang konsumsi kopi dan dampaknya pada kesehatan kita. (ant)

sering buang air besar setelah minum kopi: apa yang dikatakan para ahli !                            kesehatan - kebanyakan dari kita telah merasakan efek khas kopi, terutama pada sistem pencernaan.
namun, apa yang sebenarnya terjadi di tubuh kita setelah kita menyeruput secangkir kopi?
menurut para ahli, kopi tidak hanya memicu produksi urin, tetapi juga memiliki efek yang signifikan pada motilitas usus.
ahli gastroenterologi telah menjelaskan bahwa kandungan kafein dan senyawa lain dalam kopi dapat mempengaruhi gerakan usus besar, yang kadang-kadang dapat menyebabkan kebutuhan untuk buang air besar setelah mengonsumsinya.
baca juga:tips mengurangi bau mulut saat berpuasa, tingkatkan percaya dirimu!
baca juga:lebih dari sekadar rasa nikmat, buah kiwi mengobati jantung anda
dr sulaiman bin yusof, seorang konsultan senior umum dan ahli bedah kolorektal dari colorectal clinic associates, menjelaskan bahwa kafein tidaklah satu-satunya senyawa dalam kopi yang memengaruhi sistem pencernaan.
selain kafein, ada juga asam klorogenat, asam sitrat, asam asetat, flavonoid, dan tanin yang dapat mempengaruhi pergerakan usus besar.
para peneliti telah menemukan bahwa rasa pahit kopi itu sendiri dapat merangsang lambung, yang pada gilirannya mempengaruhi gerakan usus.
dr kewin siah, seorang konsultan senior di divisi gastroenterologi & hepatologi rumah sakit universitas nasional, departemen kedokteran, menambahkan bahwa asam klorogenat dalam kopi dapat meningkatkan efek kafein pada usus besar.
baca juga:panduan praktis : cara memilih tabir surya yang aman dan efektif untuk bayi dan anak-anak !
baca juga: panduan berbuka puasa sehat: makanan porsi kecil dan manis untuk aktivasi saluran pencernaan
hormon-hormon seperti gastrin dan kolesistokinin juga dilepaskan sebagai respons terhadap kopi, yang kemudian memicu kontraksi usus besar.
meskipun efek ini tidak dirasakan oleh semua orang, sekitar 30 persen orang melaporkan mengalami kebutuhan untuk buang air besar setelah minum kopi.
namun, ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kadar kafein, jenis kopi, dan cara biji kopi disangrai.
sebagai contoh, kopi dari kopitiam cenderung memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi daripada espresso.
baca juga:markisa : manfaatnya bisa bikin awet muda hingga bikin tubuh langsing, begini cara konsumsinya
baca juga:sumber serat tersembunyi yang menggembirakan untuk pencernaan yang sehat, simak kandungan nutrisinya!
selain kafein, tambahan gula dan susu dalam kopi juga dapat mempengaruhi efeknya pada sistem pencernaan.
konsumsi gula dapat merangsang pelepasan insulin, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pergerakan usus.
laktosa dan gula susu juga diklasifikasikan sebagai fodmaps, yang dapat menyebabkan gejala seperti gas, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar.
dr stephen tsao, seorang ahli gastroenterologi senior dari aliveomedical, menjelaskan bahwa meskipun kopi dapat membantu melancarkan buang air besar bagi sebagian orang, penting untuk mempertimbangkan evaluasi kolon jika mengalami sembelit yang persisten.
ini dapat membantu memastikan tidak ada masalah mendasar pada usus besar, terutama jika ada gejala lain seperti pendarahan atau sakit perut.
dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kopi memengaruhi sistem pencernaan kita, kita dapat membuat pilihan yang lebih bijaksana tentang konsumsi kopi dan dampaknya pada kesehatan kita. (ant)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Palembang Pos 3 Maret 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan