Sejahterakan Anak Bangsa: Lestari Moerdijat Tekankan Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi 2026
Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI-Foto : ANTARA-
Namun, tambah dia, dampaknya belum masif sampai ke sektor-sektor UMKM.
Selain itu, skenario lain yang akan terjadi pada tahun depan adalah goldilocks economy yang dicerminkan dengan pertumbuhan yang moderat dan inflasi yang stabil.
Menurutnya, bila kondisi goldilocks economy tersebut berlangsung lama, akan memberi dampak negatif yang panjang antara lain dalam bentuk ketimpangan di perkotaan dan masyarakat miskin akan semakin miskin.
Peneliti Makro Ekonomi dan Keuangan INDEF Riza Annisa Pujarama mendorong berbagai upaya untuk menata kembali perekonomian nasional guna menumbuhkan keadilan di tengah masyarakat.
Karena, menurut Riza, dalam 8 triwulan terakhir dampak dinamika ekonomi nasional terus menekan daya beli masyarakat yang selalu berada di bawah 5 persen.
Diakui Riza, secara makro tingkat kemiskinan tercatat menurun. Namun, jelas dia, tingkat kemiskinan di perkotaan mengalami kenaikan.
Sementara itu, tambah dia sub sektor pariwisata belum menunjukkan perbaikan, seperti restoran, hotel, transportasi, dan komunikasi, meski sejumlah stimulus sudah diberikan.
Dampak dinamika perdagangan global, menurut Riza, juga masih menimbulkan ketidakpastian di dalam negeri.
Sejumlah faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi itu, tegas Riza, harus segera diatasi bersama demi menumbuhkan kesejahteraan masyarakat.
Dosen Ekonomi Universitas Pelita Harapan, Radityo Fajar Arianto berpendapat, bahwa 2026 merupakan tahun yang menantang bagi pemerintah Indonesia.
Radityo menilai, dari sektor penerimaan negara juga cukup menantang. Namun, tambah Radityo, dia melihat peluang dan momentum untuk menjawab kondisi tersebut.
Salah satu peluang, jelas Radityo, adalah upaya rekonstruksi pascabencana di Sumatra yang diperkirakan membutuhkan Rp70 triliun.
Menurut dia, dengan keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah, bisa melibatkan Danantara untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga keuangan dunia dalam skema kerja sama yang melibatkan pemerintah, swasta, dan badan usaha milik negara.
Radityo juga menegaskan dampak bencana yang dihadapi masyarakat kelas bawah harus segera dipikirkan. (ant)