Kenali Gejala Hipertensi Paru dan Segera Periksa Dini
dr. Hary Sakti Muliawan, Ph.D., Sp.JP, Subsp.PRKv.(K) sarankan lakukan pemeriksaan hipertensi paru bila bergejala-Foto : ANTARA-
KORANPALPOS.COM - Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Pencegahan dan Rehabilitasi Kardiovaskular Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) dr. dr. Hary Sakti Muliawan, Ph.D., Sp.JP, Subsp.PRKv.(K) menegaskan pentingnya melakukan pemeriksaan awal terkait hipertensi paru.
“Gejalanya sering menyerupai penyakit umum seperti asma atau gangguan jantung, sehingga banyak pasien menunggu bertahun-tahun sebelum mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Banyak yang datang dalam kondisi sudah berat karena gejala awal seperti sesak napas yang semakin berat saat beraktivitas dan mudah lelah. Pada lah itu bisa menjadi tanda awal hipertensi paru,” kata dokter Hary yang juga Wakil Ketua Hipertensi Paru Indonesia (INA-PH).
Tak hanya masyarakat secara umum, namun tenaga medis juga tak sepenuhnya memahami mengenai penyakit ini.
BACA JUGA:Liposuction Bukan Pengganti Pola Hidup Sehat, Pasien Wajib Jaga Diet dan Olahraga
BACA JUGA:Bubur, Pilihan Makanan Aman dan Menenangkan untuk Orang Sakit
Adapun gejala awal penyakit ini meliputi sesak napas usai beraktivitas ringan seperti menaiki anak tangga, kelelahan terus menerus, nyeri dada, batuk darah, pusing hingga bengkak pada kaki hingga pada tubuh secara menyeluruh.
Ia menyoroti bahwa di Indonesia penyakit ini di Indonesia terdiagnosis setelah dialami secara menahun alias pasien sudah mengalami kondisi yang memburuk.
Pasien dengan hipertensi paru kerap mengalami kesulitan saat beraktivitas seperti berdiri dengan durasi yang lama, karena aliran darah menjadi lebih berat.
BACA JUGA:Perbanyak Sayur dan Kurangi Lemak untuk Turunkan Berat Badan Secara Sehat
BACA JUGA:Merica : Rempah Legendaris yang Menguatkan Rasa dan Menyehatkan Tubuh
Ia pun berharap agar masyarakat lebih memahami dan memberikan perhatian bagi pasien hipertensi paru terutama saat berada di kendaraan umum salah satunya dengan memberikan kursi duduk bagi pasien hipertensi.
“Untuk orang-orang ang mengenali hipertensi paru ya bisa memberikan prioritas ya pada pasien untuk bisa duduk karena kalau berdiri terlalu lama akan menimbulkan beban pada pasien sehingga nanti pasiennya akan sesak,” katanya lagi.
Dukungan lain juga diperlukan bagi caregiver seperti pasangan, keluarga atau teman agar pasien dapat semangat menjalani terapi pengobatan.
BACA JUGA:Vaksinasi Lengkap Jadi Kunci Cegah Pneumonia pada Balita, IDAI Ingatkan Pentingnya Booster