Lapis Singkong, Kue Tradisional yang Kembali Naik Daun di Pasar Kuliner Nusantara
Lapis singkong berwarna-warni tersaji menggugah selera di lapak jajanan pasar, menjadi bukti bahwa kue tradisional tetap eksis di tengah tren kuliner modern.-foto:Istimewa-
BACA JUGA:Es Sop Buah, Minuman Segar Nusantara yang Tetap Jadi Primadona di Musim Panas
Tidak hanya mengandalkan warna merah dan hijau seperti versi klasik, kini lapis singkong hadir dalam warna pastel, ungu, hingga motif pelangi yang digemari anak muda.
Selain tampilannya yang menggugah selera, lapis singkong kembali naik daun berkat meningkatnya tren makanan tradisional yang dianggap lebih alami dan minim bahan pengawet.
Banyak konsumen kini mencari jajanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga aman dikonsumsi dan menggunakan bahan-bahan rumahan.
Karena dibuat dari singkong segar dan santan alami, lapis singkong cocok dengan selera pasar yang ingin kembali ke hidangan tradisional yang lebih sehat.
Lapis singkong mudah ditemukan di pasar tradisional, toko kue basah, hingga penjual keliling yang menawarkan berbagai jajanan khas Nusantara.
Harganya pun sangat terjangkau, berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 5.000 per potong tergantung ukuran dan kualitas bahan yang digunakan.
Di beberapa daerah, lapis singkong menjadi salah satu menu wajib dalam tampah jajanan pasar yang disajikan untuk tamu atau acara keluarga.
Pedagang mengakui permintaan lapis singkong meningkat terutama pada pagi hari dan menjelang akhir pekan.
Hal ini karena banyak masyarakat yang mencari jajanan sederhana untuk menemani teh hangat, kopi pagi, atau kudapan sore bersama keluarga.
Dengan tingkat kesukaan konsumen yang relatif stabil, lapis singkong terbukti mampu bertahan di tengah persaingan ketat dengan kue-kue modern.
Meski terlihat mudah, membuat lapis singkong membutuhkan ketelitian agar menghasilkan tekstur yang kenyal dan rasa yang seimbang.
Singkong harus diparut hingga halus, kemudian diperas secukupnya agar tidak terlalu banyak air.
Setelah itu, bahan dicampur dengan gula, santan, dan pewarna makanan, lalu dikukus secara bertahap untuk mendapatkan lapisan-lapisan yang rapi.
Para pelaku UMKM mengungkapkan bahwa tantangan utama pembuatan lapis singkong terletak pada proses pengukusan.