Pempek Tunu, Cita Rasa Khas Palembang yang Dibakar di Atas Bara Api
Pempek Tunu, Cita Rasa Khas Palembang yang Dibakar di Atas Bara Api-foto : tangkapan layar ig, herlina2012--
KULINER, KORANPALPOS.COM - Siapa yang tidak kenal dengan pempek, kuliner khas Palembang yang sudah melegenda di seluruh Indonesia.
Namun, di antara berbagai jenis pempek yang dikenal seperti pempek kapal selam, lenjer dan adaan ada satu varian unik yang kini mulai kembali populer yaitu Pempek Tunu.
Berbeda dari pempek pada umumnya yang direbus atau digoreng, Pempek Tunu dibuat dengan cara dibakar di atas bara api.
Kata “tunu” sendiri dalam bahasa Palembang berarti “bakar”.
BACA JUGA:Bawang Goreng Renyah, Pelengkap Sempurna yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
Proses pembakaran ini memberi aroma khas asap yang menggoda dan cita rasa gurih yang berbeda dari jenis pempek lainnya.
Bahan dasar pempek tunu tetap sama seperti pempek tradisional lainnya yaitu ikan tenggiri giling yang dicampur dengan tepung sagu, garam dan sedikit air.
Setelah adonan dibentuk pipih, di bagian tengahnya biasanya diisi dengan campuran ebi (udang kering) halus dan cabai yang memberikan sensasi pedas gurih ketika digigit.
Setelah itu, adonan dibakar hingga bagian luarnya kecokelatan dan sedikit garing sementara bagian dalamnya tetap lembut.
BACA JUGA:Nikmati Sensasi Pedas Gurih Sate Taichan di Rumah, Mudah dan Lezat!
BACA JUGA:Pepes Udang: Sajian Tradisional yang Kaya Rasa dan Manfaat Kesehatan
Kelezatan pempek tunu semakin lengkap ketika disajikan bersama kuah cuko khas Palembang yang terbuat dari campuran gula merah, cuka, bawang putih dan cabai rawit.
Rasa asam, manis dan pedas dari cuko berpadu sempurna dengan aroma bakaran pempek menciptakan sensasi rasa yang unik dan menggugah selera.
Pempek tunu sering dijajakan di pinggir jalan, pasar tradisional maupun kedai pempek khas Palembang.
Saat proses pembakaran berlangsung, aroma asapnya yang harum sering menarik perhatian para pembeli yang lewat.
BACA JUGA:Resep Usus Ayam Bumbu Kuning: Cita Rasa Gurih yang Menggoda Selera
BACA JUGA:Kue Kojo: Warisan Kuliner Lembut dan Manis dari Sumatera Selatan