Gagal Juara di Motegi Bukan Masalah
Rider Ducati Lenovo, Marc Marquez (kanan) dan BK8 Gresini Racing, Alex Marquez saat adu tikungan di sirkuit MotorLand Aragon.-Foto: ig @marcmarquez93-
#Marquez: Masih Ada Mandalika!
JEPANG - Pembalap Ducati, Marc Marquez, menegaskan dirinya sama sekali tidak terbebani meski berpeluang besar memastikan gelar juara dunia MotoGP 2025 pada balapan akhir pekan ini di Sirkuit Motegi, Jepang.
Memimpin klasemen dengan 512 poin, Marquez unggul 182 poin dari adiknya, Alex Marquez, yang menjadi pesaing terdekat. Untuk mengunci gelar dunia ketujuhnya di kelas premier, ia hanya perlu memperlebar keunggulan menjadi 185 poin.
Meski peluangnya sangat besar, Marquez memilih tetap tenang. “Jika tidak di Motegi, kami masih punya lima peluang lagi di depan,” ujarnya kepada Crash, Jumat (26/9).
BACA JUGA:Korea Open 2025: Sembilan Wakil Indonesia Berebut Tiket Semifinal
BACA JUGA:Barcelona Bangkit Hajar Real Oviedo 3-1, Tempel Real Madrid di Puncak La Liga
Jika gagal melakukannya di Jepang, Marquez bisa memastikan gelar pada seri berikutnya, termasuk MotoGP Indonesia di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika awal Oktober mendatang.
Musim ini Marquez memang tampil luar biasa. Setelah tahun lalu memperkuat tim satelit Ducati Gresini, ia langsung menunjukkan dominasi bersama tim pabrikan Ducati.
Dari 16 seri yang telah berlangsung, Marquez sukses mengumpulkan 11 kemenangan balapan utama dan 14 kemenangan sprint, hasil yang membuatnya hampir tak terbendung menuju tahta juara dunia.
BACA JUGA:Flick: Kegagalan Ballon d’Or Jadi Motivasi Yamal
BACA JUGA:Diskominfotiksan Lubuklinggau Raih Penghargaan di Peringatan Hari Statistik Nasional 2025
Motegi sendiri memiliki arti khusus bagi pembalap Spanyol berusia 32 tahun itu. Sirkuit di Prefektur Tochigi tersebut pernah menjadi lokasi pesta juara Marquez ketika bersama Honda, yakni pada musim 2014, 2016, dan 2018. Tak heran banyak penggemar dan pengamat meyakini Motegi akan kembali menjadi saksi sejarah kariernya.
Jika sukses, Marquez akan meraih gelar ketujuh di kelas MotoGP dan kesembilan dalam seluruh kelas, termasuk gelar 125cc pada 2010 dan Moto2 pada 2012.
Namun, menjelang putaran Jepang, muncul kontroversi seputar jumlah gelar yang diakui secara resmi.