Produksi PHR Zona 4 Tembus 30 Ribu BOPD, Catat Rekor Tertinggi Sejak 2021

GM PHR Zona 4 Djudjuwanto meninjau salah satu lappangan.-foto:dokumen palpos-

BACA JUGA:Pemkab OKI Launching Program MBG di SMP PGRI Pedamaran

Dijelaskannya, salah satu kunci keberhasilan PHR Zona 4 adalah pendekatan baru dalam interpretasi potensi subsurface.

Melalui metode analisis modern, tim berhasil mengidentifikasi lapisan produktif yang sebelumnya tidak terpetakan. Penemuan ini membuka peluang besar dalam meningkatkan cadangan migas di wilayah kerja.

Selain itu, pembangunan fasilitas modular dan fleksibel menjadi faktor pendukung utama.

Dengan adanya fasilitas ini, minyak hasil pemboran dapat segera ter-deliver tanpa hambatan, sehingga mempercepat pencatatan tambahan produksi.

“Metode batch drilling atau pengeboran bertahap juga memberikan kontribusi besar dalam efisiensi operasi. Teknik ini memungkinkan beberapa sumur dibor sekaligus dalam satu lokasi, sehingga menekan biaya, mempercepat waktu, dan meningkatkan produktivitas,” tuturnya.

PHR Zona 4 juga menekankan pentingnya budaya kerja sebagai fondasi keberhasilan.

Melalui Operations Cultures, ada tiga pilar yang terus dijaga dan dikembangkan, yaitu Trust (Kepercayaan), membangun kepercayaan antar pemangku kepentingan, baik internal perusahaan, regulator, pemerintah daerah, maupun masyarakat sekitar.

Kemudian, Harmony (Harmonisasi Tim) menyatukan beragam keahlian dan latar belakang menjadi kerja tim yang solid, sehingga setiap tantangan dapat dihadapi bersama.

Selanjutnya, Moving Forward (Bergerak Maju) Semangat inovasi dan keberanian mencoba cara baru, termasuk implementasi batch drilling, optimasi lapangan mature, dan pemanfaatan teknologi digital dalam operasi migas.

Menurut Djujuwanto, penerapan budaya kerja ini telah terbukti mampu menciptakan lingkungan kerja yang produktif, kolaboratif, dan inovatif, sehingga target-target produksi dapat tercapai.

Keberhasilan PHR Zona 4 juga tidak terlepas dari kolaborasi lintas fungsi dan dukungan berbagai pihak. Regulator di sektor migas memberikan pendampingan dan arahan, sementara pemerintah daerah mendukung penuh keberlangsungan operasi dengan menjaga stabilitas wilayah kerja.

Di sisi lain, masyarakat sekitar wilayah operasi juga menjadi bagian penting dari keberhasilan ini. Hubungan harmonis dengan komunitas lokal membuat kegiatan operasi dapat berjalan lancar tanpa hambatan sosial.

“Kolaborasi ini adalah kunci. Tanpa dukungan regulator, pemerintah daerah, dan masyarakat, capaian 30 ribu BOPD tidak akan mungkin terwujud,” ujar Djujuwanto.

Mengelola lapangan mature memang penuh tantangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan