Kepemimpinan Muda, Penentu Arah Indonesia

Bambang Soesatyo-Foto: ANTARA-

JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan bahwa kepemimpinan generasi muda menjadi faktor penentu dalam meningkatkan daya saing Indonesia, terutama di tengah era disrupsi teknologi dan dinamika geopolitik global yang terus berkembang pesat.

“Arah masa depan Indonesia akan ditentukan oleh keberanian generasi muda mengambil peran, baik dalam ekonomi digital, kesiapsiagaan geopolitik, maupun menjaga kedaulatan bangsa di panggung internasional,” ujar Bamsoet, sapaan akrabnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (28/8).

Pernyataan itu disampaikan Bamsoet saat dirinya hadir sebagai juri kehormatan dalam ajang Competition of Business and Management (COBISMA) 2025 yang diselenggarakan Universitas Terbuka (UT) secara daring pada Selasa (26/8).

Menurutnya, generasi muda yang tumbuh sebagai digital native memiliki keunggulan yang harus diarahkan secara tepat untuk melahirkan pemimpin yang gesit, berintegritas, dan berpandangan global.

BACA JUGA:BNPT Ingatkan Bahaya Intoleransi Sejak Dini

BACA JUGA:MBG Sudah 21 Juta Penerima

“Mereka terbiasa berkolaborasi lintas disiplin, cepat belajar dari kegagalan, dan berani mencoba hal baru. Karakter ini adalah modal besar dalam membentuk kepemimpinan masa depan,” kata mantan Ketua MPR RI itu.

Bamsoet menambahkan, tingkat keterhubungan internet di Indonesia semakin luas. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2025, sekitar 229,4 juta penduduk atau 80,66 persen populasi sudah terhubung dengan internet.

Angka tersebut, menurutnya, menegaskan potensi kepemimpinan digital yang bisa melesatkan daya saing Indonesia, mengingat mayoritas pengguna berasal dari kalangan generasi muda, terutama Gen Z dan milenial.

BACA JUGA:Wamenkomdigi Ingatkan Bahaya Hoaks AI

BACA JUGA:Pemerintah Percepat Digitalisasi Layanan Publik Lewat GovTech AI

Dalam aspek ekonomi digital, laporan e-Conomy SEA 2024 menunjukkan Indonesia menempati posisi sebagai pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan proyeksi nilai transaksi bruto (GMV) mencapai US$90 miliar pada 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor e-commerce dan layanan keuangan digital.

“Momentum ini harus dimanfaatkan generasi muda untuk mengakselerasi pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), memperluas inklusi keuangan, serta memperkuat produktivitas UMKM,” ungkap Bamsoet.

Lebih jauh, Bamsoet menekankan ada tiga fokus utama kepemimpinan generasi muda di era globalisasi, yakni penguasaan teknologi yang beretika dengan memperhatikan literasi data dan keamanan digital; inovasi yang memberi dampak luas pada sektor kesehatan, pendidikan, pertanian, dan UMKM; serta pemahaman geopolitik yang matang agar Indonesia mampu menjaga kedaulatan di tengah rivalitas kekuatan besar dunia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan