Berapa Persentase Ideal Cadangan Beras Pemerintah?

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani hadir di Pasar Induk Rau Kota Serang Banten (20/8) untuk memantau langsung harga dan ketersediaan beras-Foto : ANTARA-

Kondisi ini memunculkan pertanyaan mendasar yakni dengan porsi penguasaan yang relatif kecil, sejauh mana pemerintah memiliki kendali efektif terhadap harga beras di pasar?

Fakta menunjukkan bahwa melimpahnya produksi beras dan cadangan pemerintah tidak otomatis membuat harga di pasar terkendali.

Dalam beberapa pekan terakhir, harga beras di berbagai daerah tercatat meningkat cukup signifikan. Pemerintah sendiri tampak menghadapi tantangan untuk menurunkannya kembali ke tingkat yang wajar.

Hal ini menandakan ada faktor-faktor struktural yang mempengaruhi pembentukan harga beras di pasar, di luar sekadar ketersediaan stok.

Setidaknya ada lima faktor utama yang menjelaskan fenomena harga beras yang tetap tinggi meskipun ketersediaannya cukup.

Pertama, adanya praktik manipulasi harga. Sebagian produsen besar dan pedagang dapat memanfaatkan situasi dengan menimbun stok beras untuk menciptakan kelangkaan semu, sehingga harga naik.

Kedua, peran perantara yang cukup dominan. Dalam rantai distribusi, banyak pedagang perantara menambahkan margin keuntungan besar sehingga harga di tingkat konsumen jauh lebih tinggi dibanding harga dari produsen atau petani.

Ketiga, keterbatasan akses informasi harga, baik di tingkat petani maupun konsumen.

Minimnya transparansi membuat sebagian pihak diuntungkan, sementara petani dan konsumen menjadi pihak yang dirugikan.

Keempat, efektivitas kebijakan pemerintah dalam mengatur harga beras masih perlu diperkuat.

Kebijakan stabilisasi harga dan distribusi yang ada belum sepenuhnya mampu meredam lonjakan harga di pasar.

Kelima, faktor spekulasi. Sebagian pedagang dan investor melakukan pembelian besar-besaran dan menimbun stok sebagai bagian dari strategi spekulasi, yang berakibat pada naiknya harga secara cepat.

Dalam konteks ini, pemerintah memiliki pekerjaan rumah besar untuk merumuskan strategi komprehensif dalam mengendalikan harga dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan transparansi harga beras melalui sistem informasi berbasis digital yang dapat diakses petani, pedagang, dan konsumen secara real-time.

Hal ini akan meminimalisasi praktik manipulasi harga sekaligus membantu masyarakat memahami kondisi pasar secara objektif.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan