Komunitas Ojol Palembang dan Pekanbaru Dukung Komisi 20 Persen, Dinilai Masih Stabil dan Wajar

Anggota komunitas Ojol Palembang Palembang. Foto: istimewa--

PALEMBANG - Gelombang dukungan terhadap kebijakan potongan komisi 20 persen dari aplikator transportasi daring terus mengalir dari berbagai daerah di Indonesia.

Kali ini, giliran komunitas driver ojek online dari dua kota besar di luar Jawa, yakni Palembang dan Pekanbaru, yang secara tegas menyatakan sikap mendukung skema tersebut.Peno Busri, selaku Ketua Komunitas Driver Online Punggawa Palembang, merasa potongan 20% yang saat ini dilakukan aplikator adalah hal wajar.

la mengungkapkan "Potongan sebesar itu tidak menjadi masalah berarti selama aplikator tetap mendukung kinerja kami di lapangan, " ujarnya, Rabu (23/7). 

Komunitas SGC Palembang yang beranggotakan puluhan driver taksi online menyampaikan aspirasi serupa. Melalui Ketua Komunitas yang akrab disapa Zaki, menyadari bahwa potongan 20% itu dari aplikator itu sudah menjadi bagian dari sistem yang harus dijalani.

BACA JUGA:Pemkot Palembang Gelar Jobfair, Sediakan 2.912 Lowongan Kerja

BACA JUGA:8 Capaian Positif Hulu Migas 2025: Investasi Naik 28,6%, Lifting Minyak Meningkat, dan TKDN Lampaui Target

"Meskipun terlihat besar, tapi banyak keuntungan yang kami dapatkan seperti asuransi kecelakaan, call center, hingga diskon-diskon yang sangat membantu kelancaran kerja kami sehari-hari, " ucapnya. 

Selain kedua komunitas diatas, 4 komunitas lainnya di kota Palembang yaitu Komunitas Spartans Vhalembank, Komunitas AKOR, Komunitas Gojek Grab Garuda (G3), dan Komunitas COD menyampaikan pandangan yang senada terkait wacana kebijakan komisi ojol yang sedang berkembang.

Di Kota Pekanbaru, ratusan driver ojol yang tergabung di 6 Komunitas bersuara untuk mendukung skema 20 persen. Ketua Komunitas The Kalong, Raka, menyampaikan bahwa komunitasnya tidak sependapat dan menolak tuntutan penghapusan potongan komisi 20 persen yang saat ini diberlakukan oleh aplikator.

"Potongan saat ini masih proporsional, karena kami juga mendapatkan fasilitas penting yang mendukung kerja kami sehari-hari. Fasilitas-fasilitas tersebut tidak dapat kami abaikan karena sangat membantu menjaga kelancaran dan keamanan kami dalam bekerja," ujar Raka.

BACA JUGA:100 Petani Sawit Ikuti Pelatihan Sertifikasi ISPO

BACA JUGA:79 Persen Wilayah Sumsel Sudah Masuk Musim Kemarau

Dari Komunitas Team Garuda Pekanbaru, berharap Kementerian Perhubungan dapat mendengarkan aspirasi. "Semoga pemerintah mempertimbangkan untuk tidak mengakomodasi permintaan dari pihak-pihak yang sudah tidak lagi aktif sebagai pengemudi ojol.

Hal tersebut berpotensi dapat menimbulkan kegaduhan dan dapat mengganggu ketenangan kami yang ingin bekerja secara fokus dan damai, " ujar David Sanjaya. Selaku ketua komunitas."

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan