8 Capaian Positif Hulu Migas 2025: Investasi Naik 28,6%, Lifting Minyak Meningkat, dan TKDN Lampaui Target

Sekretaris SKK Migas, Luky A. Yusgiantoro saat menggelar konferensi pers.-foto:dokumen palpos-

Menurut Luky, pencapaian ini menjadi indikasi kuat bahwa industri hulu migas Indonesia terus meningkatkan efisiensi operasional dan pengelolaan biaya.

Optimalisasi cost recovery tidak hanya menekan pengeluaran negara, tetapi juga memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor migas.

“Jika cost recovery lebih rendah dari pagu, maka penerimaan negara otomatis meningkat. Ini sangat penting untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas Pemerintah, termasuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan,” tegas Luky.

Awal tahun 2025 bukan periode yang mudah bagi sektor hulu migas.

Luky mengakui bahwa cuaca ekstrem, kondisi alam yang tidak mendukung, serta entry rate kegiatan pengeboran yang rendah sempat menghambat kelancaran operasional.

Namun berkat sinergi dan respon cepat antar pemangku kepentingan, tantangan ini mampu dilalui dengan hasil yang memuaskan.

“Dengan kerja keras dan koordinasi yang kuat, kami mampu membuat lompatan performa di pertengahan tahun. Kini rata-rata lifting minyak sudah melampaui realisasi tahun lalu,” jelasnya.

Peningkatan investasi hingga 28,6% juga menjadi sinyal positif akan pulihnya kepercayaan investor terhadap sektor hulu migas nasional.

Menurut Luky, kondisi ini menandakan bahwa iklim investasi di sektor energi Indonesia semakin membaik, bahkan kembali menarik big player, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Ini menunjukkan bahwa industri hulu migas siap mendukung agenda ASTA CITA sektor energi, mulai dari pemenuhan energi nasional hingga peran penting dalam swasembada pangan melalui penyediaan gas untuk industri pupuk,” ungkapnya.

Luky juga menyoroti capaian penting lainnya yakni tingginya komitmen pada Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dalam mengelola fasilitas produksi migas, yang sebagian besar sudah tua, bahkan ada yang berusia lebih dari 50 tahun.

“Tingginya TKDN memperkuat industri dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja. Sementara kemampuan SDM mengelola fasilitas tua dengan incident rate yang sangat rendah membuktikan bahwa tenaga kerja kita sangat mumpuni,” jelasnya.

Tak hanya soal bisnis, sektor hulu migas juga menunjukkan komitmen serius terhadap lingkungan berkelanjutan.

Hingga pertengahan 2025, tercatat 760.000 pohon telah ditanam sebagai bagian dari upaya mengurangi jejak karbon dan memperbaiki kualitas lingkungan di sekitar wilayah operasional.

“Langkah ini bukan hanya simbolik, tapi sebagai bentuk nyata kontribusi hulu migas dalam menjaga bumi untuk generasi mendatang,” ujar Luky.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan