Kerak Telor: Kuliner Legendaris Betawi yang Tak Lekang oleh Waktu

Cita rasa legendaris dari Betawi! Kerak Telor, jajanan tradisional yang tetap eksis di tengah modernisasi kuliner Jakarta.-foto:Istimewa-
BACA JUGA:Lezat dan Serbaguna, Inilah Macam-Macam Masakan dari Ayam yang Digemari Masyarakat
Salah satu daya tarik Kerak Telor terletak pada proses memasaknya.
Tidak seperti omelet pada umumnya yang digoreng dengan banyak minyak, Kerak Telor dimasak tanpa minyak sama sekali menggunakan tungku arang tradisional.
Adonan telur dan ketan dipanaskan dalam wajan kecil, lalu setelah setengah matang, wajan dibalik menghadap bara api agar bagian atasnya menjadi kerak dan sedikit gosong.
Teknik membalik wajan ini menjadi atraksi tersendiri yang menarik perhatian pengunjung, terutama wisatawan mancanegara yang penasaran dengan proses tradisionalnya.
Ada dua jenis telur yang biasanya digunakan: telur ayam dan telur bebek.
Telur bebek menghasilkan rasa yang lebih gurih dan tekstur yang lebih padat. Ketan putih yang sudah direndam sebelumnya menjadi dasar dari Kerak Telor, lalu ditaburi ebi dan kelapa sangrai yang membuat aroma dan rasa semakin kuat.
Setelah matang, Kerak Telor disajikan di atas kertas nasi atau daun pisang, lalu ditaburi bawang goreng melimpah. Cita rasanya gurih, sedikit manis, dengan aroma sangrai yang khas.
Perpaduan tekstur garing dan lembut memberikan sensasi unik saat disantap.
Meskipun termasuk kuliner legendaris, keberadaan pedagang Kerak Telor semakin berkurang, terutama di luar acara-acara besar.
Beberapa faktor seperti menurunnya minat generasi muda untuk menjadi pedagang tradisional, serta makin terbatasnya area publik untuk berdagang, menjadi tantangan besar.
Namun demikian, beberapa komunitas dan pemerintah daerah mulai berupaya melestarikan kuliner ini melalui pelatihan, festival, dan promosi digital.
Bahkan kini, Kerak Telor mulai tersedia di beberapa restoran modern dengan konsep “fusion” yang tetap mempertahankan cita rasa aslinya.
Bagi wisatawan lokal maupun asing, Kerak Telor menjadi simbol cita rasa Jakarta.
Banyak turis yang sengaja datang ke kawasan Kota Tua, Monas, atau Setu Babakan untuk mencicipi langsung dari pedagang aslinya.